Tangerang Selatan berencana merehabilitasi monumen Lengkong, saksi sejarah tewasnya Mayor Daan Mogot dan 34 taruna Akmil pada 25 Januari 1946.
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pemerintah kota Tangerang Selatan berencana merehabilitasi monumen Lengkong. Bangunan cagar budaya itu merupakan saksi sejarah tewasnya Mayor Daan Mogot bersama 34 taruna akmil pada 25 Januari tahun 1946 dalam perundingan untuk melucuti senjata tentara Jepang.'Kita juga memastikan bahwa aset itu dimiliki pemerintah kota Tangsel,' kata Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dalam keterangannya, Jumat 14 Agustus 2020.
Rumah bersejarah cagar budaya Monumen Palagan Lengkong di daerah Serpong ini sebelumnya adalah markas militer Jepang. Setelah pengumuman kemerdekaan RI, pimpinan Angkatan Darat memerintahkan kepada Akademi Militer Tentara Republik Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang.'Maka berkumpullah tentara Jepang di tempat ini, kemudan Mayor Daan Mogot dengan 34 tarunanya itu datang ke sini kemudian berunding dengan Jepang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PKS Resmi Usung Putri Wapres Ma'ruf Amin di Pilkada TangselSiti Nur Azizah, anak dari Wapres Ma'ruf Amin, resmi diusung oleh PKS sebagai calon wali kota di Tangerang Selatan. Rekomendasi diberikan langsung oleh Presiden PKS M Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta. PKS Pilkada2020
Baca lebih lajut »
Perbaiki Tata Kelola ABK, BP2MI Libatkan Mitra StrategisBP2MI perbaiki tata kelola penempatan Anak Buah Kapal.
Baca lebih lajut »
Cerita di Balik Monumen Kali Bekasi, tentang Pembantaian Tentara Jepang dan Sungai yang MemerahMonumen itu dibangun untuk menyampaikan pesan perdamaian dan cinta kasih.
Baca lebih lajut »
Karikatur Indonesia Maju |Republika OnlineKarikatur Indonesia Maju karya Daan Yahya
Baca lebih lajut »
Pemkot Tangerang Sediakan Internet Gratis Bagi Siswa |Republika OnlineFasilitas internet gratis tersedia di gedung kecamatan dan kelurahan Kota Tangerang
Baca lebih lajut »