Sistem irigasi subak telah ada sejak ribuan tahun silam dan bertahan sampai hari ini karena dijaga secara turun temurun. Meski demikian, kisah mengenai subak secara faktual dapat ditemui dari sejumlah prasasti.
Bali merupakan daerah tujuan wisata terdepan di Indonesia dan telah mendunia. Keindahan alam, keragaman budaya menjadi keunggulan provinsi berjuluk Pulau Dewata itu. Salah satu keragaman budaya yang merupakan kearifan lokal adalah subak.
Konsep Tri Hita Kirana sangat relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Yaitu Parhyangan yang ditujukan untuk pemujaan terhadap pura di kawasan subak, Pawongan menandakan adanya organisasi yang mengatur sistem irigasi subak, dan Palemahan menunjukkan kepemilikan tanah atau wilayah di setiap subak. Ketiga hal itu memiliki hubungan timbal balik. Untuk menjaga keseimbangan hubungan ketiga unsur tersebut, dibuat peraturan yang disebut awig-awig atau paswaran/pararem.
Sumber air untuk subak dapat berasal dari hujan, sungai, air bawah tanah dan danau. Air akan dialirkan melalui saluran kecil menuju ke sebuah air terjun dan ditampung pada sebuah bendungan yang di ujungnya terdapat sebuah terowongan. Nantinya terowongan tersebut mengalirkan air bawah tanah menuju persawahan.
Selain patung Dewi Sri, ada pula patung Rare Angon yang merupakan manifestasi Dewi Siwa yang turun ke Bumi untuk mengajarkan petani bagaimana cara bercocok tanam yang baik. Ada juga replika pembagian dari air irigasi menggunakan alat yang disebut sebagai tembuku atau sekat ukur tetapi dalam bentuk yang sederhana.
Untuk bisa melihat beragam koleksi yang terdapat pada ruang pameran Museum Subak, pengunjung bisa berkunjung pada hari Senin sampai dengan Kamis di jam 8.00--15.30 Wita dan pada Jumat jam 8.00--12.30 Wita. Sejak dibuka, Museum Subak banyak dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara maupun domestik, serta terdapat juga kunjungan dari pelajar dan juga masyarakat umum.
Subak Bali World Water Forum World Water Forum 2024 Irigasi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan ToleransiMenurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca lebih lajut »
Stop plagiarisme dengan menggali kearifan lokalMenulis bukanlah sekadar tugas rutin atau keharusan, melainkan sebuah seni yang membutuhkan dedikasi, pemikiran mendalam, dan kreativitas yang tak terbatas. ...
Baca lebih lajut »
Di Bali, Dunia Bakal Belajar Tata Kelola Air Lewat Kearifan Lokal RIKeberhasilan Indonesia mendorong tata kelola air melalui pendekatan budaya lokal dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat global.
Baca lebih lajut »
Jadi Tuan Rumah WWF ke-10, Indonesia Bakal Kenalkan Pengelolaan Air Lewat Kearifan LokalWorld Water Forum (WWF) ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Ini yang akan dibahas para pemimpin dunia.
Baca lebih lajut »
KH Yusnar Mengatakan Kebiasaan Yang Sarat Kearifan Lokal Perlu Mendapat ApresiasiPerayaan Idulfitri di Indonesia biasanya diramaikan dengan berbagai budaya dan kearifan lokal, sesuai dengan kebiasaan masyarakat di suatu daerah.
Baca lebih lajut »
Menjaga kearifan lokal dengan madah air hujan untuk kehidupanSusiyatin, warga Kelurahan Siantan Hilir, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, menggeser tutup tempayan atau penampung air hujan. Tempayan dengan volume ...
Baca lebih lajut »