Mendag Zulhas bercerita soal bedanya menjalin kerja sama dengan China dan Jepang.
bercerita soal bedanya menjalin kerja sama dengan China dan Jepang. Menurutnya, perundingan dengan Jepang sangat alot, sedangkan dengan Tiongkok negosiasi lebih mudah.
"Berunding dengan Jepang, saya sudah hampir 8 tahun soal ikan tuna aja sulit. Ukurannya harus sama, bentuknya harus sama. Kalau kirim pisang harus sama bentuknya, ukuran harus sama, warna, sulit sekali," Zulhas dalam acara Digital Creative Leadership Forum yang diselenggarakan CNN Indonesiadi Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, Kamis .seperti Tiongkok, Indonesia mau apa, oke, enggak banyak persyaratan.
"Bahkan EU itu mengeluarkan satu undang-undang yang disebut dengan EU Anti-Deforestasi. Begitu juga Jepang. Jepang juga tidak mudah. Misalnya kereta cepat. Kok, dapat China tapi tidak Jepang. Berunding dengan Jepang soal tuna saja sulit," bebernya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Soal Boikot Produk Terafiliasi dengan Israel, Mendag Zulhas: Terserah MasyarakatMenteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menanggapi soal gerakan memboikot produk yang terafiliasi dengan Israel.
Baca lebih lajut »
Zulhas: Pilpres 2024 Damai, Jika Ribut Pelakunya 'Lu Lagi Lu Lagi'Mendag Zulkifli Hasan menyebut para kandidat capres yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Prabowo Subianto juga saling bersahabat.
Baca lebih lajut »
Zulhas Akui Tak Anti Asing Buntut Larangan S-Commerce dan Batasi ImporZulhas menegaskan pemerintah tidak anti asing ihwal larangan e-commerce menjual berbagai produk impor di bawah Rp1,5 juta dan soal s-commerce.
Baca lebih lajut »
Wakili Jokowi, Zulhas Buka The Biggest Real Estate Summit 2023Zulhas menekankan pemerintah siap mendukung pemulihan sektor properti di Tanah Air, yakni dengan menciptakan ekosistem yang baik dan kondusif.
Baca lebih lajut »
Zulhas Beberkan Strategi Geliatkan Industri Properti di RIMenurutnya saat ini pertumbuhan sektor properti masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Diketahui pada tahun 2022 ekonomi RI tumbuh sebanyak 5,4%.
Baca lebih lajut »