Hidup keren dan luar biasa mulai tak lagi menarik bagi anak muda di China. Lelah dengan ”hidup sempurna”, mereka mulai beralih hidup biasa-biasa saja. Memilih dan mampu bersikap ”cukup” membuat hidup menjadi lebih damai. Internasional AdadiKompas
Anggota keluarga siswa memegang bunga dan membentangkan spanduk ucapan selamat pada hari terakhir ujian masuk perguruan tinggi nasional, yang dikenal sebagai gaokao, di Beijing, Jumat, 10 Juni 2022. Lebih dari 11 juta siswa SMA di seluruh China mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tahunan paska pandemi Covid-19.
Pengalaman serupa diceritakan Eunice Wang , yang ditawari pekerjaan sebagai konsultan di perusahaan terkenal di Beijing segera setelah menyelesaikan pendidikan masternya tahun lalu. Tanpa pikir panjang, tawaran diterima. Ia merasa bangga dan keren karena bisa menonjol di antara begitu banyak anak muda yang sama-sama bersaing mendapatkan pekerjaan.
Wang mengaku menemukan kepuasan ketika berteman dengan seorang pelanggan atau dipuji karena sudah membuat kopi susu yang enak. Itu saja sudah cukup baginya. ”Saya tidak membutuhkan orang lain untuk memberi tahu saya apa yang baik buat saya dan apa yang akan terjadi di masa depan saya,” ujarnya. Tren ini menghidupkan lagi perdebatan mengenai seruan untuk berhenti bekerja dan menikmati hidup yang dijuluki ”lying flat” atau berbaring tak melakukan apa-apa. Kelompok pengkritik menilai mereka yang memilih berbaring saja sudah menyia-nyiakan investasi orangtua mereka dan mengabaikan kerja keras membantu membangun China menjadi kuat seperti sekarang.
Terkadang kita tidak benar-benar menginginkan bekerja di perusahaan A, atau memiliki tubuh atau wajah cakep seperti A, bisa jalan-jalan ke mana-mana, bisa punya ini itu seperti A. Namun, karena mereka yang memiliki itu semua mendapatkan perhatian lebih di media sosial, seperti Instagram, Tiktok, atau bahkan di kehidupan nyata, maka seseorang lantas merasa juga perlu untuk memilikinya.
Menurut Cohen, kecenderungan orang untuk menjadi perfeksionis sebenarnya mulai mengendur ketika pandemi Covid-19. Hampir semua institusi dan bisnis harus beradaptasi dengan konsep bekerja dari jarak jauh atau di luar kantor.Kebiasaan yang berubah membuat orang mulai mengalibrasi ulang prioritas hidup mereka. Orang mulai menikmati kesenangan sederhana, seperti memasak di rumah, berkebun, membaca buku, jalan-jalan pada pagi hari, dan mengobrol dengan keluarga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gaya Hidup yang Menyehatkan Jantung Bisa Membuat Hidup Lebih LamaOrang yang menerapkan gaya hidup menyehatkan jantung terbukti dapat hidup hampir satu dekade lebih lama. Merokok menjadi sumber utama yang menggerogoti usia. Kesehatan AdadiKompas
Baca lebih lajut »
Penumpang Angkot Sepi, Masyarakat Pilih Pakai Kendaraan PribadiTinggal seminggu lagi menuju Lebaran penumpang bus di Terminal Batu terpantau masih biasa-biasa saja. Tidak ada kenaikan dibanding hari-hari biasa.
Baca lebih lajut »
China Tembakkan Roket dan Berpotensi Jatuh di Laut China TimurBaru-baru ini, administrasi keselamatan Maritim China memperingatkan adanya peluncuran roket potensial milik Beijing.
Baca lebih lajut »
Lokasi Kecelakaan Beruntun Tol Semarang-Solo di Boyolali Tergolong Titik Lelah PengemudiKecelakaan beruntun melibatkan delapan kendaraan terjadi di Km 487+600, Jalan Tol Semarang-Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Lokasi kecelakaan itu termasuk rawan titik lelah pengemudi. Nusantara AdadiKompas
Baca lebih lajut »
Terungkap! 5 Kali Kecelakaan di Dekat Tol Semarang-Solo KM 487+600 Jelang Lebaran 2022 |Republika OnlinePolisi menyatakan titik tol KM 487+600 tersebut menjadi titik lelah pengemudi.
Baca lebih lajut »
4 Kebiasaan Makan Kucing yang Tak Biasa, Salah Satunya Lebih Suka SendirianTerkadang kucing memiliki beberapa kebiasaan makan yang tidak biasa, seperti makan terlalu cepat hingga tidak mau makan sekali. Apa saja faktor yang memengaruhi kebiasaan ini?
Baca lebih lajut »