Oleh Dr Ir Ladiyani Retno W., M.Sc. dan Dr Destika C., M.Sc*)Seorang warga Dusun Jerugan, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan, Situbondo, Jawa Timur, berjalan kaki mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. ANTARA/Novi Husdinariyanto
Tanah dan air memang ibarat dua sejoli yang tak dapat dipisahkan. Keduanya saling menghidupkan. Itulah sebabnya berbagai tradisi besar di dunia begitu memuliakan tanah dan air. Demikian pula di tradisi besar lain di Timur Tengah. Peradaban Kota Mekkah di Arab Saudi lahir dari sebuah mata air yang disebut mata air Zam-Zam.
Dengan kata lain, tanpa air, tanah menjadi seonggok material planet Bumi yang tak mampu menumbuhkan kehidupan. Sebaliknya, tanpa tanah, air tidak dapat menemukan ruang dan tempat untuk menumbuhkan kehidupan. Pada konteks Indonesia, tema tersebut dikontekstualkan dengan kondisi Indonesia oleh Himpunan Ilmu Tanah Indonesia .
Setiap anak bangsa dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga sumber daya ini untuk generasi mendatang. Konservasi tanah dan air berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »