Sebagian emiten CPO mencatat penurunan laba dan pendapatan pada 2023. Berikut ulasan kinerja keuangan 2023 hingga prospek emiten CPO.
Sejumlah emiten produsen minyak kelapa sawit atau crude palm oil mencatat penurunan pendapatan dan laba pada 2023 seiring harga CPO yang menurun.
Sementara itu, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk cetak pendapatan Rp 4,19 triliun pada 2023, turun 9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,58 triliun. Demikian juga laba bersih susut 26 persen menjadi Rp 762 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,03 triliun. 'Sebelum 2022, harga CPO berkisar antara MYR 2.000 hingga di bawah MYR 5.000 per ton. Harga CPO dan minyak nabati lainnya meningkat pada 2022 akibat invasi Rusia ke Ukraina pada Februari yang memicu kekhawatiran pasokan minyak bunga matahari dari Laut Hitam,” kata Wahyu saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, seperti juga minyak, konsolidasi masih jadi tema utama, sehingga kenaikan akan cenderung rentan koreksi meski pelemahan terbatas. “Pergeseran fundamental penawaran dan permintaan, ditambah dengan volatilitas ekstrem yang disebabkan oleh perubahan geopolitik, fenomena cuaca dan perubahan kebijakan pemeintah juga telah menyebabkan fluktuasi harga minyak sawit yang parah selama beberapa tahun terakhir,” kata dia.Rekomendasi SahamWahyu melihat, emiten CPO masih potensial seiring kenaikan harga komoditas seperti energi. “Rebound pada umumnya khususnya energi yakni minyak dan gas bumi. CPO pun wajar rebound.