Melestarikan Hutan Muarajambi sebagai Bekal Mewariskan Pangan Lokal

Kcbn Muarajambi Berita

Melestarikan Hutan Muarajambi sebagai Bekal Mewariskan Pangan Lokal
Kawasan Cagar Budaya Nasional MuarajambiHutan Kcbn MuarajambiPangan Lokal Muarajambi
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 148 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 84%
  • Publisher: 70%

Ribuan jenis tanaman tumbuh subur di hutan KCBN Muarajambi. Tak sekadar memberi kesejukan, keanekaragaman tanaman itu menjadi bekal dalam melestarikan pangan lokal.

Udara segar bukan satu-satunya berkah yang dialirkan hutan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi . Berbagai jenis tanaman yang tumbuh di dalamnya dimanfaatkan warga sejak dulu sebagai bahan makanan. Melestarikan hutan menjadi bekal mewariskan pangan lokal yang mewarnai kekayaan budaya desa-desa di sekitarnya.

Anyaman daun pandan hutan berduri juga digunakan untuk membuat katil atau wadah bahan makanan. Di dalam katil terdapat ubi rebus siap santap. Teh dan kopi panas disajikan untuk melengkapi hidangan pagi itu. Akan tetapi, warga di sekitar KCBN Muarajambi lebih terbiasa hanya memanfaatkan bagian pucuknya yang direbus dengan bumbu lain dalam kuah ikan. Sensasi asam itu menghasilkan rasa lejar yang dalam bahasa Melayu Jambi berarti merangsang air liur.Selain di Danau Lamo, pucuk kandis dan berbagai tanaman lain juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan oleh warga di tujuh desa penyangga lainnya.

Masih membekas di ingatannya saat masih anak-anak ia kerap menemani orangtuanya berladang dan melintasi kompleks candi. Sepulang berladang, orangtuanya akan mengambil gadung dengan menariknya dari dalam tanah. Setelah itu barulah gadung itu direbus atau digoreng sesuai selera. “Kalau saya senangnya dipanggang saja di api,” ucapnya.Candi Parit Duku setelah pemugaran di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi, Muaro Jambi, Jambi, Minggu .

KCBN Muarajambi juga berperan penting dalam menopang kebudayaan berbasis pangan lokal. Beberapa jenis tumbuhan yang menjadi bahan pangan lokal, seperti sepang atau secang dan bambu mayan, mulai sulit diperoleh di beberapa desa. Padahal, dulu, tanaman-tanaman ini banyak tumbuh di pinggir sungai dan kebun warga.

“Mungkin dampaknya belum tentu dirasakan oleh generasi sekarang, tetapi oleh generasi anak cucu kami. Jadi, tantangan terbesarnya adalah tetap konsisten untuk mengangkat kembali kekayaan budaya lokal,” katanya. Jarum jam baru menunjukkan pukul 06.30 saat Robiatul Adawiyah , warga Desa Danau Lamo, masuk ke hutan KCBN Muarajambi, Minggu . Sunyi menyergap. Hanya suara serangga yang terdengar. Candi Kotomahligai yang baru selesai dipugar berdiri gagah di bawah rindang pepohonan.

Pengunjung menyantap dengan lahap. Tupai dan monyet melompat di pepohonan. Tidak ada suara kendaraan bermotor yang terdengar. Udara segar dihirup dalam-dalam memberikan pasokan oksigen yang melimpah bagi tubuh. Paku merah atau kelakai biasa dijadikan sayur. Masakan ikan haruan atau gabus menjadi kombinasi sajian yang pas. “Bisa juga dimasak gulai pakai udang, rasanya enak sekali. Mau dibuat lalapan dimasak kering juga enak,” katanya.

“Kalau sekarang, anak-anak enggak mau makan ini karena disebut miskin kalau masih makan ini. Padahal, ini lebih enak dari ubi,” ungkapnya.Kondisi hutan di kompleks Candi Kotomahligai di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi. Gadung merupakan sumber pangan kaya karbohidrat seperti nasi. Marissa Widiyanti dan Andri Cahyo Kumoro dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro penelitiannya, ”Kinetika dalam Detoksifikasi Umbi Gadung dengan Fermentasi ” menyebutkan, gadung kaya akan nutrisi. Dalam gadung segar terkandung karbohidrat 18 persen, protein 1,81 persen, lemak 1,6 persen, abu 0,7 persen, dan air 77 persen.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi Hutan Kcbn Muarajambi Pangan Lokal Muarajambi Candi Kotomahligai Sdgs SDG13-Penanganan Perubahan Iklim

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Penundaan UU Antideforestasi Uni Eropa dalam Sudut Pandang Kebijakan PublikPenundaan UU Antideforestasi Uni Eropa dalam Sudut Pandang Kebijakan PublikKebijakan UE terkait deforestasi bagian dari strategi untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi hutan-hutan tropis.
Baca lebih lajut »

Hutan Adat, Gastronomi Hutan, dan Kedaulatan PanganHutan Adat, Gastronomi Hutan, dan Kedaulatan PanganMengintegrasikan gastronomi hutan ke dalam sistem pangan lokal juga bisa membantu menjaga keanekaragaman hayati.
Baca lebih lajut »

Kabar Baik untuk Petani Hutan, Produk Hasil Hutan Juga Bakal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis PrabowoKabar Baik untuk Petani Hutan, Produk Hasil Hutan Juga Bakal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis PrabowoBerita Kabar Baik untuk Petani Hutan, Produk Hasil Hutan Juga Bakal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis Prabowo terbaru hari ini 2024-10-31 05:00:28 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »

Bagaimanakah Masa Depan Situs Buddhis Terbesar se-Asia Tenggara Muarajambi?Bagaimanakah Masa Depan Situs Buddhis Terbesar se-Asia Tenggara Muarajambi?Proses revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi telah selesai. Apa saja yang telah berubah dari Muarajambi saat ini?
Baca lebih lajut »

Bagaimanakah Masa Depan Situs Buddhis Terbesar se-Asia Tenggara Muarajambi?Bagaimanakah Masa Depan Situs Buddhis Terbesar se-Asia Tenggara Muarajambi?Proses revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi telah selesai. Apa saja yang telah berubah dari Muarajambi saat ini?
Baca lebih lajut »

Menyelamatkan Benteng Ekologi Pelindung MuarajambiMenyelamatkan Benteng Ekologi Pelindung MuarajambiRevitalisasi Muarajambi tidak hanya melindungi bangunan candi. Ekosistem hutan di sekitarnya juga perlu diselamatkan dalam misi pelestarian yang tak terpisahkan.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-19 20:03:05