Artikel ini membahas perbandingan antara media sosial dan media massa, khususnya dalam konteks penyebaran informasi dan opini. Meskipun media sosial memberikan kebebasan berekspresi, namun tanpa filter dan etika yang ketat, berpotensi menyebarkan ujaran kebencian dan informasi yang bias. Media massa, di sisi lain, menawarkan rasionalitas dan independensi yang lebih tinggi dalam penyajian berita dan opini. Artikel ini juga menyoroti perlunya literasi media sosial dan pendidikan terkait untuk meningkatkan kemampuan mengkritisi dan memproses informasi.
—”Mengelola Media Sosial ”—mencerminkan salah satu dari demikian banyak keprihatinan pengamat media komunikasi massa mengenai perkembangan media sosial . Sebab, isinya tersebar bebas tanpa melalui penyuntingan redaktur profesional seperti dilakukan di media pers.
Namun, sebaliknya, sajian media sosial malah merisaukan Presiden Joko Widodo, seperti yang dikemukakannya ketika berbicara pada Silaturahmi Nasional Ulama Rakyat yang diselenggarakan Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, 12 November 2016. Dalam pengamatannya, di media sosial tersebar luas ujaran bernada hujatan, ejekan, makian, fitnah, serta ujaran yang mengarah pada adu domba.
Peperti mewajibkan pimpinan terbitan pers menandatangani formulir yang memuat 19 butir ketentuan yang mendukung semua ketetapan pemerintah di bidang ideologi, politik, ekonomi, hubungan luar negeri, dan budaya. Salah satu butirnya, melarang pemberitaan tentang organisasi yang sudah dibubarkan atau dilarang pemerintah.
Penampilan media pers arus utama, dalam peliputan pemberitaan serta penyajian tajuk rencana dan tulisan opini dari kontributor—pada hemat saya—menunjukkan rasionalitas dan independensi yang cukup tinggi. Misalnya ketika meliput kontroversi mengenai ucapan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, yang dituduh menista agama Islam. Bermacam-macam sisi pendapat yang berbeda-beda, tetapi rasional tentang kasus itu tampil di media pers arus utama.
Media Sosial Media Massa Literasi Media Ujaran Kebencian Kode Etik
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Media Sosial vs Media MassaArtikel ini membahas perbedaan antara media sosial dan media massa, serta mengkritik konten media sosial yang sering kali mengandung ujaran kebencian dan tidak terverifikasi. Di sisi lain, media massa dianggap lebih rasional dan independen dalam penyajian informasi.
Baca lebih lajut »
iPhone Sebar Hoaks, Kecerdasan Buatan Apple Ternyata Kurang PintarApple Intelligence memberikan notifikasi berita sesat yang disalahartikan dari artikel media massa.
Baca lebih lajut »
Hoaks dan Status JandaArtikel ini membahas hoaks yang terkait dengan status janda dan menyebar melalui media sosial.
Baca lebih lajut »
Australia Siapkan Aturan agar Media Sosial Mengucurkan Pendanaan ke MediaMeta akan diminta membayar untuk berita-berita yang ditarik oleh Meta ke media sosialnya.
Baca lebih lajut »
Kesaksian Antony Blinken di Kongres AS Diteriaki Massa Pro-Palestina, Massa Teriak Blinken JahanamBerita Kesaksian Antony Blinken di Kongres AS Diteriaki Massa Pro-Palestina, Massa Teriak Blinken Jahanam terbaru hari ini 2024-12-12 10:38:05 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Perkuat Literasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan Terbitkan BukuTantangan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di IndonesiaPeluncuran buku ini merupakan salah satu cara yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat terhadap program jaminan sosial ketenagakerjaan
Baca lebih lajut »