Foto Sejumlah warga melakukan donor darah di PMI DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (14/7). Selama pandemi COVID-19, stok darah PMI DKI Jakarta menipis. PMI
Hal ini mempengaruhi ketersediaan stok darah di PMI DKI Jakarta.Tetapi saat pandemi COVID-19 terjadi hingga masa Pembatasan Sosial Berskala Besar diberlakukan, jumlah pendonor hanya 100 sampai 200 pendonor/harinya se-DKI Jakarta.Pendonor sukarela mendonorkan darahnya melalui Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa .
Meluasnya pandemi COVID-19 menyebabkan stok darah menurun hingga 90 persen untuk seluruh golongan darah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
KPAI: 106 Siswa di DKI Jakart Belum Dapat SekolahKPAI menyerahkan nama 106 calon siswa yang belum dapat sekolah ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Baca lebih lajut »
New Normal Sekolah, PMI Ingatkan Pencegahan Kluster Baru Corona Covid-19Menurut Sudirman, bukti bahwa risiko penyebaran virus makin tinggi. Sayangnya kewaspadaan masyarakat tampak makin menurun.
Baca lebih lajut »
Wagub DKI: Siswa dan Guru Harus Tetap Tangguh Belajar di Masa PandemiIa juga berharap kegiatan MPLS dan Matsama dapat memotivasi dan membangun komunikasi dalam membangun kolaborasi yang tangguh
Baca lebih lajut »
Akustik Solusi Musikus Kafe kembali BerkreasiSudah empat bulan ini setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup tempat hiburan karena pandemi covid-19 para musikus kafe menganggur.
Baca lebih lajut »
Stok Darah di Banjarmasin KosongPandemi virus covid-19 berpengaruh pada berkurangnya jumlah pendonor darah di Banjarmasin, akibatnya stok darah di BanjarmasinkKosong. Padahal seharusnya PMI menyiapkan 100 kantong darah per hari
Baca lebih lajut »
Lima Hari Angka Sembuh Tinggi, Khofifah Optimistis |Republika OnlineNusantara Berdasarkan data yang diperoleh dari gugus tugas per Senin (13/7), pasien sembuh di Jatim mencapai mencapai 268 orang. Jatim Covid19
Baca lebih lajut »