Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat, perayaan seminggu setelah Idul Fitri, memiliki nilai budaya, spiritual, dan sosial yang mendalam. Tradisi ini dikaitkan dengan Sunan Kalijaga yang menggabungkan ajaran Islam dengan budaya Jawa, menghasilkan perayaan unik dan bermakna. Ketupat, sebagai hidangan utama, memiliki makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa dan Islam, serta menunjukkan harmoni antar budaya dan agama.
Lebaran Ketupat , atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bakda Kupat , merupakan perayaan yang jatuh pada tanggal 8 Syawal, seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Perayaan ini memiliki signifikansi budaya yang tinggi, khususnya di masyarakat Jawa. Tradisi ini bukan hanya sekadar perayaan makan-makan, melainkan juga mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan kultural yang mendalam.
Sejarahnya yang kaya dan makna filosofisnya yang dalam menjadikan Lebaran Ketupat sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan. Perayaan ini menandai berakhirnya rangkaian ibadah puasa Ramadhan dan puasa Syawal. Masyarakat Jawa merayakannya dengan penuh suka cita, berkumpul bersama keluarga dan kerabat, serta menikmati hidangan khas berupa ketupat dan berbagai lauk pauk lainnya. Dalam perkembangannya, tradisi ini telah mengalami adaptasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhurnya. Sejarah tradisi Lebaran Ketupat berakar pada masa penyebaran agama Islam di Jawa oleh para Wali Songo, khususnya Sunan Kalijaga. Beliau berperan penting dalam menggabungkan ajaran Islam dengan tradisi lokal Jawa, sehingga menghasilkan perayaan yang unik dan harmonis. Proses akulturasi ini menghasilkan perayaan yang kaya makna dan menjadi ciri khas budaya Jawa hingga saat ini. Tradisi ini menjadi simbol perpaduan harmonis antara nilai-nilai budaya Jawa dan ajaran Islam. Perpaduan ini menghasilkan perayaan yang kaya akan makna dan tetap relevan hingga saat ini. Sejarah tradisi Lebaran Ketupat mencerminkan bagaimana nilai-nilai agama dan budaya dapat saling memperkaya dan melengkapi satu sama lain. Untuk memahami makna mendalam dari tradisi lebaran ketupat, simak sejarah selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, (10/2/2025).(https://www.vidio.com/watch/8129304-jelang-idul-fitri-penjualan-janur-dan-kulit-ketupat-lebaran-mulai-ramai)Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat di IndonesiaPeran Sunan Kalijaga dalam memperkenalkan tradisi Lebaran Ketupat sangatlah signifikan. Beliau dikenal sebagai sosok yang bijaksana dalam menyebarkan agama Islam di Jawa dengan cara yang arif dan santun, menyesuaikan ajaran Islam dengan budaya lokal. Sunan Kalijaga memperkenalkan istilah 'Bakda Lebaran' (setelah Lebaran) dan 'Bakda Kupat' (setelah Kupat) untuk menandai dua periode perayaan penting setelah Idul Fitri. Bakda Lebaran merujuk pada perayaan Idul Fitri itu sendiri, dengan tradisi silaturahmi dan saling memaafkan. Sementara itu, Bakda Kupat, yang jatuh seminggu kemudian, dirayakan dengan pembuatan dan penyajian ketupat. Dengan demikian, Sunan Kalijaga berhasil menyatukan perayaan keagamaan dengan tradisi lokal, menciptakan perayaan yang unik dan bermakna. Tradisi Lebaran Ketupat telah berkembang dari masa ke masa. Awalnya, perayaan ini mungkin lebih sederhana, namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin berkembang dan diperkaya dengan berbagai ritual dan kegiatan. Perkembangan ini menunjukkan adaptasi tradisi terhadap perubahan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai inti yang terkandung di dalamnya. Akulturasi budaya Islam dan Jawa dalam tradisi Lebaran Ketupat sangat terlihat jelas. Perayaan ini merupakan contoh nyata bagaimana nilai-nilai agama dan budaya dapat berpadu dengan harmonis. Ketupat, sebagai makanan utama dalam perayaan ini, memiliki makna filosofis yang dalam dan mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa yang dipadukan dengan ajaran Islam. Tradisi ini juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai toleransi dan saling menghormati dapat tercipta dalam masyarakat majemuk. Perayaan Lebaran Ketupat menjadi bukti bahwa perbedaan budaya dan agama dapat menciptakan harmoni dan kebersamaan. Sejarah tradisi Lebaran Ketupat menjadi pelajaran penting tentang bagaimana kita dapat menghargai dan melestarikan warisan budaya leluhur. Sejarah tradisi Lebaran Ketupat yang kaya ini menunjukkan bagaimana agama dan budaya dapat berdampingan secara harmonis. Perayaan ini menjadi bukti nyata bagaimana nilai-nilai luhur dapat diwariskan dari generasi ke generasi, menunjukkan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya.Makna Filosofis Ketupat dalam TradisiBahan dasar ketupat, yaitu beras dan janur, memiliki makna filosofis yang mendalam. Beras melambangkan nafsu manusia yang perlu dikendalikan, sementara janur (daun kelapa muda) melambangkan 'jati ning nur', yaitu hati nurani yang bersih dan suci. Nasi, sebagai simbol nafsu manusia, mengingatkan kita untuk selalu mengendalikan hawa nafsu dan bertindak bijak. Janur, sebagai simbol hati nurani, mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik dan menjaga kesucian hati. Filosofi janur (jati ning nur) mengajarkan kita untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Janur yang dianyam dengan rapi melambangkan kesabaran dan ketekunan dalam menjalani hidup. Bentuk anyaman ketupat yang unik, berupa anyaman segi empat, melambangkan konsep 'kiblat papat lima pancer'
Lebaran Ketupat Bakda Kupat Sunan Kalijaga Tradisi Jawa Budaya Islam Makna Ketupat Silaturahmi Kebersamaan Warisan Budaya
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Persiapan Operasi Ketupat, Korlantas Polri Gelar Operasi Keselamatan Mulai Hari Ini hingga 23 FebruariKorlantas gelar Operasi Keselamatan untuk menciptakan situasi kondusif jelang Operasi Ketupat dalam rangka Lebaran 2025.
Baca lebih lajut »
Menteri Pertanian Tingkatkan Luas Lahan Tanaman Padi di Jawa Timur dan Jawa BaratMenteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, keberhasilan swasembada pangan bergantung pada pencapaian luas tambah tanam.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tindak Lanjuti Inpres Efisiensi Belanja dan Kabar-Kabar Lainnya dari Jawa BaratBerita ini membahas tentang langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam merespon Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja. Selain itu, terdapat beberapa berita terkait dengan peristiwa yang terjadi di Jawa Barat, seperti keracunan makanan, kasus korupsi, kerusakan infrastruktur, dan perayaan Imlek.
Baca lebih lajut »
8 Tradisi Lebaran di Madura: Keunikan dan Kekhasan Budaya Pulau GaramMasyarakat Madura memiliki tradisi unik merayakan Lebaran Ketupat atau Tellasan Topak pada hari kedelapan Syawal dengan menganyam ketupat, tukar menukar makanan, dan doa bersama di mushola.
Baca lebih lajut »
Kemenag Bahas Sinergi 4 Program Keagamaan bersama NU dan Muhammadiyah; Satu di Antaranya Penetapan Awal Bulan HijriahSinergi Ditjen Bimas Islam dengan Ormas Islam dalam Menguatkan Program Keagamaan.
Baca lebih lajut »
Gempa Tektonik Dangkal Guncang Pacitan dan Jawa TengahGempa berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur dan sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Baca lebih lajut »