Artikel ini membahas tentang pentingnya Hari Gizi Nasional dan program Makan Bergizi Gratis yang dapat memberikan edukasi tentang gizi bagi siswa dan keluarga. Selain itu, artikel ini juga menyoroti bahaya penggunaan gawai saat makan, terutama bagi balita dan anak-anak.
Setiap tanggal 25 Januari, kita memperingati Hari Gizi Nasional . Makan Bergizi Gratis sebagai salah satu program unggulan pemerintah semestinya bisa memberikan pembelajaran tentang pentingnya makan teratur bagi siswa di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2024, tiga penyakit PTM yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, penyakit jantung, dan kanker.
Di era yang serba digital, aktivitas makan pun juga melibatkan gawai, misalnya sambil menonton film, menggulir konten media sosial, atau membalas pesan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data persentase kelompok yang mengakses internet, di mana mayoritas penduduk Indonesia berusia 25 tahun ke atas menempati posisi paling banyak. Sementara itu, untuk kelompok usia 19-24 tahun, 14,69 persen telah mengakses internet. Kemudian, 7,47 persen remaja berusia 16-18 tahun juga telah mengakses internet dalam tiga bulan terakhir, dan kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 6,77 persen mengakses internet. Sementara dalam kelompok usia 5-12 tahun, 12,43 persen anak-anak telah mengakses internet. Data tersebut membuktikan bahwa anak usia sekolah dasar (SD) lebih banyak mengakses internet daripada usia SMP dan SMA. Di usia SD tersebut, anak-anak perlu diarahkan mengakses pengetahuan secara sehat, baik itu melalui media digital maupun media sosial. Pemberian Makan Bergizi Gratis di sekolah, memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan edukasi sekaligus memberikan pemahaman mengenai gizi.Di sekolah, anak tentu lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dan guru. Pemberian Makan Bergizi Gratis, apabila dimaknai secara lebih luas, tentu memberikan kesempatan pula bagi sesama siswa untuk berbagi pengetahuan maupun pengalaman makan sehari-hari di rumah. Mereka dapat saling berbagi lauk atau menu apa yang sering mereka konsumsi sehari-hari, yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melakukan pendataan, sekaligus memberikan pembelajaran tentang gizi. Pemberian Makan Bergizi Gratis yang tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita, juga tepat untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua mengenai pentingnya mengajarkan anak tentang gizi. Berdasarkan informasi dari situs web Kemenkes, menurut penelitian oleh Pearson et al tahun 2018, balita yang makan sambil menonton gawai menunjukkan konsumsi rendah buah dan sayuran, serta peningkatan asupan makanan tidak sehat, seperti biskuit, atau cokelat karena balita lebih mudah makan makanan tersebut saat menonton gawai, yang semuanya terbukti tinggi kadar gula, garam, dan lemak. Pada penelitian tersebut juga disebutkan bahwa orang tua menjadi contoh yang kuat bagi balita untuk mengadopsi gaya makannya. Sementara penelitian oleh Jusiene et al tahun 2019 menjelaskan bahwa anak usia kurang dari 5 tahun yang memiliki kebiasaan makan sambil menonton gawai memiliki dampak negatif yang luas, di antaranya keterlambatan perkembangan berbicara, memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah, tidak mampu mengontrol atau mengekspresikan emosi, serta menurunnya kemampuan akademik di masa depannya. Penggunaan gawai juga akan menghambat perkembangan sensoris.Orang tua bisa menjadi contoh dengan melibatkan anak dalam persiapkan makanan, misalnya dalam belanja bahan makanan, mengolah, mencuci, memasak, agar mereka lebih menghargai makanan. Kemudian, rutin makan bersama-sama keluarga dengan membuat jadwal secara teratur.
Makan Bergizi Gratis Hari Gizi Nasional Gizi Anak Edukasi Gawai Balita Kesehatan PTM
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Warganet Keluhkan Makan Bergizi Gratis Tak Penuhi Standar Gizi, Ini Kata BGN dan Ahli GiziKetua BGN dan ahli gizi buka suara soal menu makan bergizi gratis (MBG) yang dikeluhkan oleh warganet karena dianggap tidak memenuhi standar gizi.
Baca lebih lajut »
Pakar Ingatkan Sekolah Jaga Kebersihan dan Menu Makan Bergizi dalam Program Makan Bergizi GratisProf. Tjandra Yoga Aditama, pakar kesehatan dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara, mengingatkan pentingnya kebersihan dan menu bergizi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru dimulai. Ia menekankan pentingnya mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan lingkungan makan, serta menyediakan menu makanan yang sesuai dengan prinsip 'Isi Piringku'.
Baca lebih lajut »
Minyak Makan Merah: Solusi Murah dan Bergizi untuk Program Makan Bergizi GratisMenteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi menyatakan minyak makan merah, produk dari koperasi petani, akan digunakan dalam program makan bergizi gratis (MBG). Jokowi sebelumnya telah mempromosikan minyak ini karena harganya lebih murah dan kompetitif. Minyak makan merah dihasilkan dari proses rafinasi tanpa pemucatan kelapa sawit, memberikan warna merah terang dan aroma kuat.
Baca lebih lajut »
Makan Bergizi Gratis Dimulai, Deretan Saham Ini Masih Tidursaham dan sektor diuntungkan dari program makan bergizi gratis/makan siang gratis
Baca lebih lajut »
Menu Makan Bergizi Gratis Mengacu Angka Kecukupan GiziSeluruh menu yang disajikan harus tetap mengacu angka kecukupan gizi, meskipun menu yang diberikan bervariasi antardaerah.
Baca lebih lajut »
Makan Bergizi Gratis: Gerakan Ekonomi dan Gizi bagi GenerasiProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah bertujuan menciptakan generasi gemilang dan menggerakkan ekonomi masyarakat lokal.
Baca lebih lajut »