Magis Candi dan Gastronomi Muarajambi

Perjalanan Berita

Magis Candi dan Gastronomi Muarajambi
Kcbn MuarajambiKawasan Cagar Budaya Nasional MuarajambiGastronomi Muarajambi
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 163 sec. here
  • 9 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 86%
  • Publisher: 70%

Candi-candi di KCBN Muarajambi memang memesona. Bentang alamnya indah. Namun, jangan lupa mencecap pangan lokalnya dengan kekayaan rempah yang menggetarkan lidah.

Muarajambi menyimpan ”harta karun” peradaban. Belasan candi berbahan bata merah yang berdiri gagah hanya secuil dari bukti kejayaan Swarnadwipa berabad-abad lalu. Ratusan situs masih tertimbun di bawah tanah.

”Kita mencoba menyatu dengan alam sekitar. Datang ke sini malam hari memberikan pengalaman berbeda. Daya magisnya lebih kuat,” ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Jambi Abdul Haviz yang memandu pengunjung. Minuman ini tidak memiliki rasa. Bahan pembuatnya berasal dari serutan kayu sepang kering yang diseduh dengan air panas. Sangat cocok untuk menghangatkan tubuh.

Dinamai rempah ratus karena dulunya masakan itu menggunakan ratusan rempah. Biasanya rempah ratus dihidangkan bersama belut atau ikan air tawar bakar. Baik rempah maupun ikannya diperoleh dari kawasan candi.Akan tetapi, di era sekarang, rempah yang digunakan tidak lagi ratusan. Saat ini, anggota Paduka menggunakan belasan rempah dedaunan, seperti kemangi, ruku-ruku, mangkokan, kelor, pakis, petai cina, wedani, kapung, mengkudu, jeruk, salam, ganyong, singkil, dan keduduk.

Dengan menaiki sepeda listrik, pengunjung diajak menyinggahi beberapa situs percandian. Di beberapa lokasi terdapat gundukan tanah yang di atasnya ditumbuhi pepohonan. Salah satu lokasinya berada di dekat kompleks Candi Gedong. Sebelum dipugar, hanya terlihat enam gundukan atau menapo di kompleks situs berukuran 80 meter x 80 meter tersebut. Namun, setelah digali, ditemukan sedikitnya 23 struktur bangunan. Mayoritas bangunan berbentuk persegi.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko menuturkan, KCBN Muarajambi seluas 3.981 hektar menyimpan sumber pangan yang melimpah. Upaya melestarikan situs Buddha terbesar di Asia Tenggara itu tak sekadar melindungi cagar budaya, tetapi juga merawat ekologi di sekitarnya. Gelap mendekap Candi Kedaton di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu . Tak ada cahaya lampu. Angin berembus pelan. Langit malam bertabur bintang.

Setelah berjalan sekitar 200 meter, langkah kaki menaiki undakan gapura. Kedua sisi tangga bagian dalam itu ”dikawal” makara berbahan batu andesit. Sementara itu, di tangga bagian luar hanya ditemukan satu makara.Suasana di balik gapura jauh berbeda. Cahaya lampu menerangi meja-meja dan kursi-kursi kayu yang disusun berbentuk huruf U. Nyai-nyai yang merupakan warga setempat menyajikan aneka makanan dan minuman lokal di atas meja.

Eka Amiyani , anggota Paduka, mengatakan, air sepang memiliki banyak manfaat, salah satunya meredakan peradangan. ”Selain itu, jika dicampur dengan bahan lain yang beracun, warnanya akan berubah. Jadi, orang yang akan meminumnya bisa mengantisipasinya,” ujarnya. Eka mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mencari bahan-bahan lain yang digunakan untuk memasak rempah ratus. ”Kami banyak bertanya kepada orang-orang tua di dusun. Setelah kami catat, lalu kami praktikkan. Kami pun bertanya di mana lokasi tanaman itu tumbuh, apakah di hutan, rawa, atau di pinggir sungai,” ucapnya.

Haviz mengajak pengunjung mendekati gundukan tanah itu. Masyarakat setempat menyebut gundukan itu dengan menapo. Banyak batu kuno berserakan di sekitarnya.Pengunjung menaiki sepeda listrik untuk menyusuri Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Minggu . Selain keindahan bangunan candinya, kekayaan gastronomi lokal juga menjadi daya tarik kawasan itu.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Kcbn Muarajambi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi Gastronomi Muarajambi Perjalanan Muarajambi Utama

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Mengenal Sejarah Candi Muara Takus, Situs Purbakala Penting di IndonesiaMengenal Sejarah Candi Muara Takus, Situs Purbakala Penting di IndonesiaKompleks Candi Muara Takus terdiri dari beberapa struktur utama, yakni Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka
Baca lebih lajut »

Menguak Khazanah Sumatra Muarajambi, Nalanda, dan Jejak Arkeologi SriwijayaMenguak Khazanah Sumatra Muarajambi, Nalanda, dan Jejak Arkeologi SriwijayaSumatra kembali menjadi pusat perhatian dengan beragam penemuan arkeologi yang mengungkap lembaran baru sejarah Sriwijaya
Baca lebih lajut »

Pemerintah Indonesia Ajukan Permohonan Situs Percandian Muarajambi ke UNESCOPemerintah Indonesia Ajukan Permohonan Situs Percandian Muarajambi ke UNESCOMenteri Kebudayaan dan Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan permohonan situs arkeologi Muarajambi ke UNESCO pada tahun 2025 untuk mendapatkan status warisan dunia. Situs ini dikenal sebagai kompleks pendidikan Buddha Dharma terluas di Indonesia.
Baca lebih lajut »

Menggapai Status Muarajambi sebagai Warisan DuniaMenggapai Status Muarajambi sebagai Warisan DuniaPercandian Muarajambi akan diusulkan sebagai warisan dunia. Saat ini, situs arkeologi ini masuk dalam daftar sementara warisan dunia.
Baca lebih lajut »

Chef Milos Mirjanic Hadirkan Pengalaman Gastronomi di Al NafouraChef Milos Mirjanic Hadirkan Pengalaman Gastronomi di Al NafouraChef Milos Mirjanic membawa lebih dari 15 tahun keahlian kuliner yang dia asah di Eropa dan Amerika Serikat serta di Uni Emirat Arab
Baca lebih lajut »

Malaysia tarik kunjungan wisata lewat sajian gastronomiMalaysia tarik kunjungan wisata lewat sajian gastronomiKedutaan Besar Malaysia di Jakarta menyelenggarakan Malaysia Gastronomy Truly Asia yang mempromosikan budaya negara itu melalui sajian kuliner warisan ...
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-19 20:15:09