Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kesal atas kritik Bank Dunia yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara terburuk dalam pengumpulan pajak. Dalam acara Semangat Awal Tahun 2025, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki rencana untuk membangun Government Technology (GovTech) dan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara hingga 40%.
Rabu, 15 Januari 2025 11:29 WIB Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan kesal dengan pernyataan Bank Dunia yang mengklaim Indonesia sebagai salah satu negara terburuk dalam pengumpulan pajak. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bank Dunia kepada Luhut saat berkunjung ke Kantor DEN tiga minggu sebelumnya. Luhut menyebutkan bahwa Indonesia bahkan dibandingkan dengan Nigeria dalam hal tersebut.
\'Mereka memberikan presentasi dan mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pengumpulan pajak terburuk. Kita dibandingkan dengan Nigeria saat itu. Saya agak tersinggung dengan pernyataannya,' ujar Luhut dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di Menara Global, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2025). \Luhut secara terbuka mengkritik Bank Dunia dan mengungkapkan bahwa Indonesia berencana untuk membangun Government Technology (GovTech). Ide pembangunan GovTech muncul terinspirasi dari penggunaan aplikasi PeduliLindungi selama masa pandemi Covid-19. 'Kita hampir tidak mengeluarkan uang sama sekali, tetapi melalui aplikasi PeduliLindungi, kita bisa mengendalikan pergerakan penduduk dan keamanan gedung, daerah, mengurangi penyebaran Covid saat itu. Jadi, pengalaman dari PeduliLindungi ini memiliki 150 juta pengguna terdaftar di dalamnya, dan hingga hari ini masih beroperasi,' jelasnya. \Lebih lanjut, Indonesia juga memiliki Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA). Dalam rencana besarnya, Luhut menyatakan bahwa seluruh komoditas mineral akan dimasukkan ke SIMBARA. Lewat sistem ini, seluruh aktivitas produksi, hingga ekspor-impor mineral dapat tercatat dan dilacak. Harapannya, wadah ini dapat mengurangi kecurangan. Luhut mengatakan bahwa SIMBARA diproyeksikan dapat meningkatkan penerimaan negara hingga 40%. 'SIMBARA ini bisa meningkatkan penerimaan negara kita hingga 40%. Jika kita berhasil memaksimalkan pengumpulan pajak di bawah ini, kalian akan bisa mendapatkan 6,4% dari GDP. Itu kepada kira-kira Rp 1.500 triliun potensi yang bisa kita ambil, dan itu kita pelajari,' katanya.
Luhut Binsar Pandjaitan Dewan Ekonomi Nasional Bank Dunia Pajak Indonesia
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Luhut Tak Masalah RI Beli Minyak Murah Rusia Setelah Gabung BRICSLuhut Binsar Pandjaitan membeberkan keuntungan dari status keanggotaan penuh BRICS bagi Indonesia.
Baca lebih lajut »
Luhut Ungkap Andil Bank Dunia di Balik Lahirnya CoretaxLuhut Binsar Pandjaitan menceritakan perihal awal mula lahirnya Coretax atau Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP).
Baca lebih lajut »
Luhut Ungkap Untung RI Gabung BRICS, Bakal Ikut Dedolarisasi?Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan keuntungan Indonesia setelah bergabung dengan kelompok BRICS
Baca lebih lajut »
Indonesia Jadi Anggota BRICS, Luhut: Pasar Lebih Besar dan Indonesia MerdekaIndonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa). Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik kepundukan ini dan menyebut pasar perdagangan Indonesia akan lebih besar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Luhut juga menekankan perlunya Indonesia untuk merdeka dan independen dalam politik ekonomi, tidak berpihak pada satu negara saja.
Baca lebih lajut »
Luhut Pandjaitan dan Retno Marsudi ramaikan Festival Belajar BlibliKetua Dewan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Luar Negeri peridoe 2014-2024 Retno Marsudi turut meramaikan ...
Baca lebih lajut »
ASPAKI Gelar Munas ke-3, Luhut Pandjaitan BukaAsosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 di Jakarta. Kegiatan ini diresmikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan dihadiri lebih dari 160 produsen alat kesehatan.
Baca lebih lajut »