PDIP melobi partai lain agar pilkada di sejumlah daerah diikuti calon tunggal. Lembaga Perludem memprediksi akan ada calon tunggal di 31 daerah yang menggelar pilkada 2020 secara serentak. Calon tunggal membuat masyarakat hampir tak punya pilihan lain.
MELALUI telekonferensi pada Selasa, 11 Agustus lalu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani mengumumkan 75 pasangan calon yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah 2020. Didampingi ibunya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Puan merilis para calon pemimpin daerah tersebut dari Jalan Teuku Umar, Jakarta. Seusai pengumuman itu, Megawati menyatakan mereka yang diusung tak dipilih oleh dirinya, tapi oleh partai.
Di Surakarta, misalnya, Gibran Rakabuming Raka berpeluang besar melawan bumbung kosong meski belakangan muncul calon independen Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo, yang masih menunggu verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum Surakarta. Putra sulung Presiden Joko Widodo yang berpasangan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Solo tiga periode, Teguh Prakosa, itu mengantongi dukungan dari semua partai kecuali Partai Keadilan Sejahtera. Gabungan partai itu memiliki 40 dari 45 kursi DPRD.
Di Jawa Tengah, PAN berkoalisi dengan PDI Perjuangan di 19 kabupaten/kota atau 95 persen dari 21 pilkada. Eddy mengatakan calon yang didukung PAN tidak semata-mata keputusan dari pusat, tapi mempertimbangkan usul pengurus daerah. Menurut dia, selain diusulkan dari daerah, Gibran didukung PAN karena merupakan sosok milenial yang potensial. “Di Solo, basis suaranya kuat. Rekam jejak ayahnya di Solo juga bagus. Jadi pilihan ideal bagi kami mendukung Gibran,” ujar Eddy.
Di sejumlah daerah, PDI Perjuangan juga sepakat mendukung kepala daerah dari partai lain yang berpotensi pula menjadi calon tunggal. Di Kebumen, misalnya, partai banteng mengusung kader Partai Golkar, yakni Arif Sugiyanto, sebagai calon bupati. Padahal, jika dilihat dari perolehan kursi, PDI Perjuangan bisa mengusung kader sendiri. PDI Perjuangan mendapat 12 kursi, disusul Partai Kebangkitan Bangsa 9 kursi, Gerindra 7 kursi, dan Golkar 6 kursi.
Ketua Pemenangan Pemilu Jawa Tengah-Yogyakarta Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Iqbal Wibisono mengatakan koalisi itu muncul karena adanya kesepakatan antara PDI Perjuangan dan Golkar. Iqbal menilai koalisi tersebut menguntungkan kedua partai. “Ketika kita sudah mengusung bersama, harus saling menguntungkan,” ujar Iqbal. Menurut dia, dari 24 daerah yang menggelar pilkada yang diikuti Golkar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, separuh di antaranya berkoalisi dengan PDIP.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Embargo Senjata Iran Berakhir Oktober, Kelompok Lobi Israel KetakutanDK PBB pada Jumat malam (14/8) menolak resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran EmbargoIran
Baca lebih lajut »
Perludem Usulkan Parpol Ikut Awasi Coklit Data PemilihPerludem menilai partai politik perlu ikut mengawasi tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pilkada 2020 sehingga memunculkan daftar pemilih berkualitas.
Baca lebih lajut »
Pengamat Prediksi Pilkada Surabaya Bakal Berjalan SengitPengamat menyebut PDIP siap melawan koalisi partai besar di Pilkada Surabaya 2020.
Baca lebih lajut »
PAN Resmi Usung Ananda-Mushaffa Zakir di Pilkada Banjarmasin 2020Ketua DPD Partai Golkar Kota Banjarmasin Ananda resmi diusung Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banjarmasin 2020.
Baca lebih lajut »
Cegah Carut Marut DPT, Semua Pihak Perlu Koreksi DPSDiharapkan semua pihak mencermati DPS dengan sebaik mungkin. Khususnya calon peserta pemilihan, partai politik, pengawas dan terkhusus pemilih.
Baca lebih lajut »
Anak Risma Maju Pilwali Surabaya, Pakar Sindir Kekuasaan Seperti Minum Air LautFuad Bernardi, anak Risma siap maju di Pilkada Surabaya 2020. Pakar Psikologi Politik Untag Surabaya menyebut jika itu terjadi, maka akan ada politik dinasti. FuadBernardi
Baca lebih lajut »