Setelah melarang ekspor nikel pada 1 Januari 2020, Presiden Jokowi juga menyetop ekspor bauksit mulai 1 Januari 2023.
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana penghiliran mineral hasil tambang terus berlanjut. Setelah melarang ekspor nikel pada 1 Januari 2020, Presiden Joko Widodo akan menyetop ekspor bauksit mulai 1 Januari 2023. Larangan berikutnya akan berlaku pada konsentrat tembaga, pasir timah, dan komoditas tambang lain mulai tahun ini.Setelah melarang ekspor mineral, pemerintah melanjutkan proyek penghiliran hasil tambang melalui pembangunan smelter hingga pabrik pengolahan logam.
Bumerang Larang Ekspor TambangUntuk apa pemerintah melarang ekspor tambang? Bukankah lebih menguntungkan jika menarik bea keluar komoditas?
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sinopsis CINTA SETELAH CINTA Episode 338 Hari Ini Selasa 9 Januari 2023 : Dirly Diminta Jauhi StarlaSinopsis CINTA SETELAH CINTA Episode 338 Hari Ini Selasa 9 Januari 2023 : Dirly Diminta Jauhi Starla
Baca lebih lajut »
Jokowi Ungkap RI Untung Berlipat-lipat Berkat Setop Ekspor Nikel-BauksitPemerintah baru saja menyetop ekspor bauksit mentah, menyusul ekspor nikel mentah yang telah lebih dulu dihentikan sejak 2020 silam.
Baca lebih lajut »
China Kembali Buka Perbatasannya, Pertama Kali Sejak Tahun 2020China bersiap menerima lonjakan penumpang, terutama dari Hong Kong, setelah melonggarkan pembatasan perjalanan pada Minggu (08/01).
Baca lebih lajut »
Warga Negara Turki-Swiss Pendukung ISIS Dihukum atas Pembunuhan pada 2020Seorang laki-laki berkewarganegaraan ganda Turki-Swiss yang menikam seorang pejalan kaki hingga tewas dalam serangan jihad yang jarang terjadi di Swiss pada 2020, dijatuhi hukuman kurungan selama 20 tahun di sebuah institusi psikiatri pada Selasa (11/1). Disebut oleh pengadilan hanya sebagai...
Baca lebih lajut »
Air Danau Batur Berubah Warna 4 Kali dalam 3 TahunSejak tahun 2020, perubahan warna air Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali, telah terjadi sebanyak empat kali. Kok bisa? Via: detikBali
Baca lebih lajut »