Reporter PBB yang bertugas di Korea Utara melaporkan bahwa warga di sana kekurangan makanan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hak asasi manusia dari Perserikatan Bangsa-bangsa , Tomas Ojea Quintana, menyampaikan bahwa kelaparan massal dan malnutrisi tengah melanda Korea Utara saat ini. Hal tersebut dipicu penutupan perbatasan oleh Cina selama pandemi virus Corona serta sanksi dari Dewan Keamanan PBB. Untuk merespon hal tersebut, Quintana merekomendasikan Dewan Keamanan PBB untuk menimbang kembali sanksi yang dibebankan ke Korea Utara.
Beberapa bahkan kelaparan,' ujar Quintana sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 9 Juni 2020. Quintana melanjutkan bahwa problem di Korea Utara tidak hanya kelaparan massal. Selain kelaparan, akses ke hunian dan obat-obatan pun bermasalah. Tidak sedikit warga yang menjadi tuna-wisma atau tidak mampu membeli obat-obatan karena harganya yang meroket selama pandemi virus Corona.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Korea Utara Ancam Putuskan Hubungan dengan Korea SelatanKorea Utara hari ini mengeluarkan ancaman memutus jaringan telepon dan menutup kantor penghubung dengan Korea Selatan lantaran ulah pembelot.
Baca lebih lajut »
Korea Utara segera putus semua saluran komunikasi dengan Korea SelatanKorea Utara menyatakan akan memutus semua saluran komunikasi dengan Korea Selatan, termasuk telepon hotline antara pemimpin kedua negara.
Baca lebih lajut »
Korea Utara Putus Semua Jalur Komunikasi dengan Korea Selatan, Menandakan Korsel sebagai 'Musuh' - Tribunnews.comKorea Utara memutus semua jalur komunikasi dengan Korea Selatan. Tindakan itu menandakan bahwa Korea Selatan dianggap sebagai 'musuh'.
Baca lebih lajut »
Kim Jong-un Fokus Perbaiki Ekonomi Domestik Korea Utara |Republika OnlineEkonomi Korea Utara terpukul oleh sanksi internasional.
Baca lebih lajut »
Sekjen PBB: RUU Pemilu Langgar Demokrasi |Republika OnlinePartai-partai besar seolah ingin kembali ke Orba dengan hanya tiga partai.
Baca lebih lajut »