Munculnya berbagai varian dan subvarian Covid-19 yang baru membuat Kementerian Kesehatan memutuskan pemberian booster Covid-19 kedua bagi lansia.
JawaPos.com – Mereka membutuhkan perlindungan berlapis karena rentan terkena Covid-19 dalam kondisi berat.
Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, M. Syahril menyebutkan kebijakan tersebut dilakukan untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap kelompok rentan, untuk mengurangi tingkat keparahan, bahkan kematian akibat Covid-19. Baca juga:Pecundangi Argentina, Pelatih Arab Saudi: Semesta Mendukung!“Kami menghimbau agar para lansia dipastikan vaksinasi primernya harus dilengkapi dulu” kata Syahril.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Berikut Jenis Vaksin untuk Booster Covid-19 Kedua Pada LansiaKementerian Kesehatan mulai mengizinkan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat atau booster kedua untuk lansia. Itu karena lansia merupakan kelompok rentan.
Baca lebih lajut »
Hasil Studi Sebut Faringitis Jadi Gejala Utama Covid-19 bagi yang Sudah VaksinSebuah aplikasi studi gejala Covid keluaran Inggris, Zoe mencatat ada gejala utama Covid yang dirasakan oleh mereka yang sudah suntik vaksin, yakni Faringitis.
Baca lebih lajut »
Riset Baru Ungkap Beda Gejala COVID-19 di Orang Belum-Sudah Divaksin 2 DosisSebuah penelitian terbaru mengungkap beda gejala COVID-19 pada orang yang belum dan sudah divaksin lengkap dua dosis. Ini penjelasannya.
Baca lebih lajut »
Sakit Tenggorokan, Gejala Covid-19 pada yang Sudah DivaksinLima gejala orang yang sudah dua kali vaksinasi Covid-19 meliputi sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, batuk terus, sakit kepala.
Baca lebih lajut »
Anak-Anak Dan Lansia Korban Banjir Mulai Terserang Gatal Gatal Dan DiareKorban Banjir Makassar Mulai Terkena Penyakit
Baca lebih lajut »
KAI Operasikan 56 KA Tambahan pada Periode Natal dan Tahun Baru |Republika OnlineTiket KA tambahan tersebut sudah dapat dipesan mulai 21 November melalui aplikasi KAI
Baca lebih lajut »