Kasus LayV yang ditemukan tidak fatal, sehingga “tidak perlu panik”. Namun ini bukti bahwa masih ada banyak virus di alam liar yang memiliki efek tak bisa diprediksi bila menginfeksi manusia.
Salah satu peneliti, Wang Linfa dari Duke-NUS Medical School di Singapura, mengatakan kepada media China Global Times bahwa kasus LayV yang telah ditemukan tidak fatal atau sangat serius, sehingga “tidak perlu panik”.
Meski begitu, menurut Wang, kewaspadaan masih dibutuhkan karena ada banyak virus lain yang ada di alam liar dan memiliki efek yang tak bisa diprediksi bila menginfeksi manusia. Dia berkata, virus LayV ditemukan pada 27% tikus yang dites, ini menunjukkan bahwa mamalia pengerat ini kemungkinan adalah “reservoir alami” bagi virus tersebut.Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya “memonitor dengan dekat” perkembangan LayV.Virus zoonosis sangat umum, namun keberadaannya telah menjadi perhatian sejak awal pandemi Covid.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan para ilmuwan memperkirakan bahwa tiga dari setiap empat penyakit menular baru atau yang muncul pada manusia, berasal dari hewan.