Pemerintah dari awal lambat dan menyangkal perkembangan Covid-19. Inilah yang membuat situasi Covid-19 saat ini begitu parah. korantempodigital KoranTempo
JAKARTA – Epidemiolog menilai langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 sering lebih lambat dari kecepatan penularan virus di masyarakat. Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan pemerintah pada awal masa pandemi justru menampilkan berbagai penyangkalan terhadap kemungkinan sudah adanya virus ini di masyarakat.
Menurut Pandu, kepentingan ekonomi itu dapat dilihat dari berbagai macam pelonggaran-pelonggaran yang dilakukan pemerintah setelah pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar yang cukup berhasil menekan laju penularan. Pelonggaran-pelonggaran ini dimulai dengan PSBB transisi di Jakarta pada Juni 2020.Warga melakukan tes usap antigen Covid-19 setelah terjadi kluster di Cilangkap, Cipayung, Jakarta, 24 Mei 2021.
Hal tersebut berdampak cepat menanjaknya penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dari semula hanya dua kasus pada 2 Maret menjadi 7.135 kasus pada 21 April 2020. Hanya dalam waktu 1,5 bulan, peningkatannya mencapai lebih dari 7.000 kasus dengan angka kematian pada waktu itu mencapai 616 kasus. Suasana kemacetan dekat pos penyekatan larangan mudik di Bandung, Jawa Barat, 7 Mei 2021. TEMPO/Prima Mulia
Dampak dari masa libur itu adalah jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia mencapai 1 juta pada Januari 2021. Tingkat keterisian ruang perawatan rumah sakit juga mengalami kenaikan sebesar 23 persen dari 25 Desember 2020 hingga 26 Januari 2021. Sedangkan setelah Idul Fitri 2021, kenaikan BOR mencapai 230 persen dari 19 Mei hingga 30 Juni 2021.