Institut Virologi Wuhan (WIV) di Tiongkok mengaku menyimpan tiga jenis virus corona dari kelelawar. Viruscorona
jpnn.com, WUHAN - Institut Virologi Wuhan mengaku menyimpan tiga jenis virus corona dari kelelawar. Namun, lembaga penelitian yang menjadi sorotan dunia itu bersikukuh tak satu pun dari vurus itu yang telah menimbulkan pandemi penyakit virus corona 2019 . Direktur WIV Wang Yanyi mengakui bahwa laboratorium yang dikelolanya telah memperoleh dan mengisolasi beberapa virus corona dari kelelawar sejak 2004.
Penelitian yang dipublikasikan jurnal kesehatan The Lancet menemukan 27 dari 41 kasus pertama COVID-19 memiliki riwayat kontak langsung dengan pasar bawah di Wuhan. Namun, penelitian yang sama juga mendapati pasien pertama COVID-19 tidak punya riwayat dengan pasar tempat kuliner ekstrem itu. Tudingan pun mengarah pada WIV. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menteri luar negerinya, Mike Pompeo menyoroti kondisi keamanan dan keselamatan di WIV.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
AS-China di Ambang Perang Dingin Baru, Lab Wuhan Punya 3 Jenis Virus CoronaMenteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi bahkan menyebut bahwa AS telah mendorong hubungan dengan China ke 'ambang Perang Dingin baru'.
Baca lebih lajut »
Lab di Wuhan Punya 3 Jenis Virus Corona dari KelelawarDirektur lab di Wuhan membantah jika virus corona yang tengah mewabah saat ini berasal dari lab mereka.
Baca lebih lajut »
Virus Corona dari Kelelawar di Lab Wuhan Beda dengan Covid-19Institut Virologi Wuhan mengungkap tiga jenis virus corona hidup yang mereka miliki tidak mirip dengan jenis covid-19.
Baca lebih lajut »
Wuhan Lakukan 1,4 juta Tes Covid-19 dalam SehariWuhan yang merupakan tempat pertama kali wabah dimulai, melakukan 1.000.729 tes pada hari sebelumnya.
Baca lebih lajut »
Kalahkan Beijing, Wuhan Jadi Destinasi Wisata yang Ingin Dikunjungi Orang ChinaWuhan kini kalahkan Beijing jadi tempat wisata yang ingin dikunjungi di China, setelah virus corona melanda pertama kali di kota itu.
Baca lebih lajut »