Tetapi, entah mengapa, menyantap kue ku di saat Imlek terasa berbeda dengan kue ku yang beli di pasar jajan. Padahal, itu adalah kue yang sama.
Tepat di depan rumah kami hidup dua keluarga Tionghoa. Anak-anak mereka kebetulan sebaya denganku. Po Ong Im anak kedua dari pasangan Po Teng Kie dan Ni Ketut Pamit setahun lebih tua dariku. Sedangkan adiknya, Po Ong Su, setahun lebih muda dariku.
Oleh karena itu, aku selalu menunggu saat tahun baru Imlek tiba. Sebagai tetangga dekat kami memiliki kebiasaan bernamaSiapa pun yang sedang merayakan hari besar seperti Imlek, Lebaran, atau Galungan, akan mengirim seperangkat makanan kepada tetangga atau kenalan, yang tidak berhari raya. Mula-mula kebiasaan ini diterima sebagai etika bertetangga, tetapi lambat-laun ia hadir sebagai kebiasaan untuk saling berbagi kebahagiaan.
Asal kau tahu, kini setiap melihat kue ku dalam rak kaca toko kue semisal di Pasar Modern Bintaro, Tangerang Selatan, aku suka tidak tahan untuk tidak membelinya. Kendati variannya makin banyak, karena kini selain berwarna merah, kue ku juga diwarnai dengan hijau daun suji atau coklat gula aren. Bahkan terkadang aku melihat ada yang diberi varian rasa dengan ubi ungu, dengan warnanya yang juga ungu. Toh begitu tetap saja aku membelinya setiap kali datang ke pasar.
Kau tahu, di negeri asalnya kue ku bernama asli ang ku kueh, yang artinya kue kura-kura merah. Mengapa berwarna merah? “Itulah mengapa ada bunyi petasan, cahaya lampion, dan baju-baju berwarna merah saat Imlek,” kata almarhum papa. Ia juga berpesan jangan lupa selalu bersembahyang kepada leluhur saat Imlek dengan mempersembahkan kue-kue seperti kue ku, kue keranjang, dan kue mangkok. Sebab, tambahnya, itulah wujud kesatuan dan keutuhan keluarga, keberuntungan, dan kemakmuran. “Leluhur dan keluarga hal terpenting dalam merantau,” katanya berapi-api seperti biasa.
Terus terang dulu aku tidak perduli pada maknanya yang luhur, tetapi kilau kulit dan gurat-gurat bagian luarnya, serta bayangan lembut dan manisnya rasa kacang ijo tumbuk, itulah yang membuatku tak tahan. Kata banyak orang, kecapan lidah pertama takkan pernah terlupa. Mungkin pada kasus kue ku yang menimpaku, perkataan itu ada benarnya. Sejak merasakan kuedari keluarga Po dan keluarga Tan, berpuluh-puluh tahun silam, aku tak pernah bisa melupakan si kue kura-kura itu.
Anak kedua keluarga Tan Tik Liong dan Cik Letti, Tan Tik Ho alias Kacung benar-benar seusia denganku. Jika keluarga pertama membuka toko kelontong, keluarga kedua hidup sebagai tukang kayu serta sesekali menjadi pengedar togel . Harap dicatat, tahun 1970-an di kota Negara, belum ada pedagang kue semacam ini. Jadi kue ku yang dikirim oleh keluarga temanku itu adalah buatan mamanya, Ni Ketut Pamit. Sekadar tahu, Ni Ketut Pamit berasal dari Tangguntiti, Tabanan, lantas menikah dengan Po Teng Kie, yang katanya dulu berprofesi sebagai supir truk. Terus terang, sampai sekarang aku tak tahu pasti bagaimana ceritanya pasangan ini akhirnya membuka toko kelontong di seberang rumah kami.
Padahal seingatku dulu, Yuk Yong selalu memberi “jatah” kepada para polisi berpakaian preman yang hilir mudik mengunjungi rumahnya. Kacung tak segan-segan mengatakan, papanya ibarat sapi perahan. “Papa diberi kelonggaran mengedar togel, asalkan tetap setor. Kalau ada penertiban tetapYa, semasa SMA pertengahan tahun 1980-an, aku juga ingat Yuk Yong beberapa kali keluar masuk penjara.
Penyu-penyu selundupan itu, kata Anom, kemungkinan diseberangkan dari Jawa dengan perahu melalui jaringan penyelundup yang terkoordinasi sejak lama. “Di antara penyu yang berhasil disita taksiran saya ada yang berusia 50 tahun!” katanya. Beruntung penyu-penyu yang dilindungi itu akhirnya bisa kembali bebas di tengah-tengah lautan.
Esai Budaya Imlek Kue Ku Imlek
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Resep Kue Kacang Mede Renyah dan Variasi Kue Khas ImlekKue kacang selalu identik dengan keberuntungan dan kemakmuran, terutama saat Imlek. Artikel ini memberikan berbagai resep kue kacang, mulai dari kacang mede, kacang hijau, hingga kacang tanah dengan variasi rasa dan tekstur.
Baca lebih lajut »
Kue Keranjang Tahan Berapa Lama? Ini Kata PenjualUsai perayaan Imlek biasanya kue keranjang akan menumpuk di rumah. Kue keranjang termasuk kue yang tahan lama, berapa lama kue keranjang bisa awet?
Baca lebih lajut »
Pembangunan di KEK Kura Kura Diperkirakan Tidak Ganggu Penerbangan di Bandara Ngurah RaiLaporan rutin dan peraturan daerah memastikan pembangunan di KEK Kura Kura Serangan tidak akan mengganggu penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Baca lebih lajut »
DPR RI Nyoman Parta Desak Pengelola KEK Kura-Kura Bali Beri Penjelasan atas Perubahan Nama PantaiAnggota DPR RI Nyoman Parta akan bersurat dan menemui pengelola KEK Kura-kura Bali terkait perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-kura Bali. Parta menyoroti pentingnya sejarah dan identitas Pantai Serangan serta mengkritik perubahan yang dilakukan oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID). Selain itu, ia juga menuntut pemerintah daerah untuk bersikap terhadap keluhan warga terkait perubahan kondisi laut setelah pembangunan masif di KEK Kura-kura Bali.
Baca lebih lajut »
Imlek 2025, Roger Danuarta dan Cut Meyriska Pamer Kue Lapis dan AngpauRoger Danuarta membuka keranjang merah dengan motif khas Tionghoa, di dalamnya ada kue khas Imlek, seperti Nian Gao (kue keranjang) dan kue lapis.
Baca lebih lajut »
Kue Keranjang Hingga Mi Panjang Umur: 8 Makanan Khas Imlek dan MaknanyaArtikel ini membahas tentang berbagai makanan khas Imlek dan makna simbolis di balik mereka, serta bagaimana tradisi perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia.
Baca lebih lajut »