Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk bukan hanya karena kendaraan bermotor. Lalu apa saja penyebabnya?
Ilustrasi - Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jakarta, Selasa .
Dari catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia pada 2022 lalu, kendaraan bermotor dari segmen roda empat terjual hingga tembus angka 1 juta unit atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Kendaraan bermotor hanya salah satu penghasil polusi sekitar 30-40 persen. Lalu, ada lebih dari seratus industri dalam radius 100 km dari Jakarta, ada sekitar 10 PLTU batubara yang berkontribusi sekitar 20-30 persen," kata Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung , Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa.Selain itu, penyebab kualitas udara tidak baik dihasilkan dari warga yang kerap kali membakar sampah mereka di pekarangan rumah mereka sendiri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemprov DKI Jakarta Perkenalkan 3 Alat Pemantau Kualitas Udara BaruPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkenalkan tiga peralatan pemantau kualitas udara baru bertaraf reference-grade dan pemutakhiran peralatan di empat lokasi Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) di Ibu Kota.
Baca lebih lajut »
Upaya Pemprov DKI Kurangi Polusi dan Perbaiki Kualitas Udara Jakarta, akan Ada Kebijakan Baru?Pemprov DKI sedang berupaya mengurangi polusi dan tingkatkan kualitas udara Jakarta. Sebut akan ada 3 kebijakan baru.
Baca lebih lajut »
Hiu Paus Hadir di Teluk Jakarta, Dinas KPKP DKI Jakarta : Tanda Perairan BersihTampak dalam video tersebut sirip hiu paus berwarna gelap dengan tutul-tutul putih sedikit muncul di permukaan.
Baca lebih lajut »
Pj Heru Serahkan Trofi Juara Formula E Jakarta 2023Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berkesempatan menyerahkan piala kepada pemenang Formula E Jakarta 2023.
Baca lebih lajut »
DKI Adakan Tiga Alat Pemantau Kualitas Udara - Jawa Pos"Alat ini akan memberikan data yang lebih akurat terkait polutan yang memengaruhi kualitas udara yang kita hirup," kata Asep.
Baca lebih lajut »