Emil Salim menolak keras rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan memindahkan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan.
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto, Emil menilai berbagai alasan kepindahan yang selama ini dikemukakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tidak dapat diterima.
Kedua, kegiatan perekonomian selama ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan share Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PBRD mencapai 58,49 persen. Sementara, share PDRB khusus Jabodetabek mencapai 20,85 persen dari PDB nasional. Lalu, pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa mencapai 5,6 persen, lebih tinggi dibandingkan luar Jawa yang sebesar 4,7 persen.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kritik Pemindahan Ibu Kota, Emil Salim: Tidak Bertanggung JawabEmil Salim: “Jadi saya merasa ini tidak bertanggung jawab, kalau tahu ada angin taufan pecahkan masalahnya, bukan lari dari persoalan.”
Baca lebih lajut »
Kritik Emil Salim untuk Pemindahan Ibu KotaEmil Salim menilai pemindahan ibu kota ke Indonesia bagian tengah tak relevan.
Baca lebih lajut »
Emil: UMKM Bisnis Paling MenjanjikanUntuk menangkap potensi itu perlu dilakukan sejumlah inovasi dan kreasi.
Baca lebih lajut »
Anies dan Emil Bisa Lanjutkan Periode Kedua di Pilkada 2024UU Pilkada mengatur penyerentakan pilkada dan pemilu pada 2024. Para kepala daerah terpilih pada pilkada 2017 dan 2018 bisa mencalonkan diri kembali pada 2024.
Baca lebih lajut »
Emil Nilai, Pemekaran Desa Jadi Solusi Moratorium DOBEmil menilai, pemekaran desa dapat membuat pelayanan publik efektif dan efisi
Baca lebih lajut »
Emil: Pembentukan Provinsi Bogor Raya tak RelevanEmil lebih setuju jika di Provinsi Jabar dilakukan pemekaran desa atau tingkat dua.
Baca lebih lajut »