Dokter Tompi mengeluarkan kritikan terkait aksi para netizen, yang mengolok-olok peraturan baru dalam penerapan PPKM Level 4. Tompi
jpnn.com, JAKARTA - Di mana pemerintah memperbolehkan warung makan dan sejenisnya dibuka hingga pukul 20.00 WIB dengan waktu makan setiap pengunjung dibatasi, maksimal 20 menit. Tak sedikit warganet yang membuat video-video lucu, tentang bagaimana orang-orang makan tergesa-gesa agar tidak disanksi.Baca Juga: Melihat ini, bapak tiga anak ini mengingatkan becanda itu baik, namun jangan sampai kebablasan. “Makan 20 menit aja dijadikan lelucon, memang kita ini senang bercanda.
Becanda boleh tapi jangan kebablasan,” cuit Tompi lewat akun Twitter miliknya, Rabu . Pentolan Trio Lestari ini menjelaskan 20 menit yang dihebohkan itu bermakna, jangan berlama-lama di keramaian demi meminimalisir penyebaran Covid-19.Baca Juga: “Saya menangkap maksud dari makan 20 menit itu bukan masalah waktunya. Tapi penekanan jangan berlama-lama, mengurangi resiko tertular, biar hidup lebih lama,” jelasnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
48 Dokter di Jambi Saat Ini Terinfeksi Covid-19Ada yang dirawat maupun isolasi mandiri (isoman).
Baca lebih lajut »
Sosok Lianne Tan yang Dikalahkan Gregoria Mariska, Dokter Gigi Keturunan IndonesiaPerjuangan Lianne dan Yuhan menjadi pemain tingkat dunia dan menyelesaikan kuliah di kedokteran tidak mudah.
Baca lebih lajut »
IDI: 598 Dokter Meninggal karena Covid-19, Jatim TerbanyakSepanjang pandemi, IDI mencatat 598 dokter meninggal dunia karena terkonfirmasi Covid-19, termasuk 43 dari kalangan guru besar.
Baca lebih lajut »
598 dokter gugur selama pandemi COVID-19'Melihat angka ini, kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara, dan adik-adik kami,' kata Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI dr. Mahesa Paranadipa Maikel
Baca lebih lajut »
Dokter Indonesia, Oh NasibmuSudah puluhan ribu orang yang meninggal karena serangan pandemi ini, toh masih ada saja orang yang tidak percaya adanya virus berbahaya ini. Lebih parah lagi ada saja pihak yang menangguk di air keruh. Opini BuyaSyafii AdadiKompas
Baca lebih lajut »