Terjepit Kredit Empat Gajah
MESKI menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak Desember 2019, Tahir rupanya baru sekali mengikuti rapat lembaganya tersebut. Itu pun rapat pertama dengan pelantiknya, Presiden Joko Widodo. Sisanya, pemilik kelompok usaha Mayapada itu selalu mabal.
Dua orang yang mengetahui detail jalannya rapat itu mengungkapkan, anggota Wantimpres, Sidarto Danusubroto, mewanti-wanti OJK bahwa tidak boleh ada bantuan likuiditas dari pemerintah atau bank milik negara kepada Mayapada. Rapat ini sebetulnya membahas stimulus buat usaha mikro, kecil, dan menengah serta industri pada umumnya di masa pandemi Covid-19. Namun Wimboh kadung membuka rapat itu dengan paparan penanganan bank-bank bermasalah.
Tak banyak diketahui publik, masalah di Bukopin merembet ke Mayapada. Gara-garanya, mantan wakil presiden Jusuf Kalla menyurati Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada 29 Mei lalu. Dalam surat itu, awalnya Kalla mengajukan komplain kepada Wimboh karena kerap disebut sebagai pemilik Bukopin. Namun dalam surat itu juga Kalla memprotes cara penanganan OJK terhadap Bukopin, bank yang dimiliki Aksa Mahmud, adik iparnya.
Ketiga pengusaha pemilik grup tadi tercatat pernah bergabung dengan Tahir dalam sejumlah kegiatan pemberian bantuan, seperti sumbangan bus untuk Provinsi DKI Jakarta pada 2014. Mereka juga menemani Tahir dalam proyek derma lain, seperti The Indonesia Health Fund bersama Bill Gates pada tahun yang sama.
Di sisi lain, dalam laporan keuangan 2019, Bank Mayapada mencatat pemberian kredit kepada pihak berelasi hanya Rp 630 miliar. “Jadi jangan bilang Rp 12 triliun. Rp 2-3 triliun saja kredit ke satu grup berarti kepala saya sudah enggak waras,” ujar Tahir. Dihubungi kembali pada Sabtu, 11 Juli lalu, Tahir tetap membantah adanya konsentrasi kredit di empat grup tersebut. Ada kemungkinan, Tahir menjelaskan, Mayapada mengucurkan kredit kepada pemilik proyek sampai subkontraktornya. “Mungkin itu yang dianggap OJK satu grup," katanya."Dan perusahaan-perusahaan nominee Benny itu enggak ada. Itu ngawur."
Di lokasi yang sama dengan East Gate, ada pula PT Anugrah Berkah Mandiri , anak usaha MABA—bagian dari grup Saligading—yang mengembangkan East CBD, superblok seluas 30 hektare. “Musyanif di sana mungkin iya. Tapi saya urusannya sama Hendro,” ujar Tahir.TIDAK seperti yang dialami Bukopin, yang memicu geger karena bocornya surat korespondensi OJK dengan para pemegang saham soal masalah likuiditas bank, penanganan terhadap Mayapada berlangsung senyap.
Tapi itu pun tidak cukup. Dengan adanya dugaan pelanggaran BMPK kepada empat grup tadi, menurut pejabat tersebut, OJK meminta komitmen lebih dari Tahir. Lantas Tahir menyetorkan asetnya senilai Rp 17,9 triliun ke Bank Mayapada agar diperhitungkan menjadi modal.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Salahi Batas Kredit Mayapada, OJK Janji Akan Tindak Lanjuti |Republika OnlinePT Bank Mayapada Internasional disuntik modal Rp 1 triliun oleh pemilik.
Baca lebih lajut »
OJK Sebut Masalah Kredit Bank Mayapada Sudah SelesaiOJK menegaskan, permasalahan yang menimpa PT Bank Mayapada Tbk terkait ketentuan Batas Minimum Penyaluran Kredit (BMPK) sudah selesai. OJK Mayapada via detikfinance
Baca lebih lajut »
OJK Buka Suara soal Kabar Ada Bank Melebihi Batas Penyaluran KreditPT Bank Mayapada Tbk kembali diterpa isu miring. OJK buka suara terkait adanya kabar yang melebihi ketentuan batas minimum penyaluran kredit (BMPK). OJK Mayapada via detikfinance
Baca lebih lajut »
Inisiatif Stimulus Kredit Bank BJB Dorong UMKM di Era New NormalDalam rangka mendorong UMKM agar tetap berdaya menghadapi situasi New Normal, Bank BJB memberikan dukungannya dengan memberikan stimulasi ekonomi.
Baca lebih lajut »
Regulator China Ingatkan Perbankan Antisipasi Kredit Macet |Republika OnlineRasio kredit macet menjadi 2,10 persen atau naik 0,08 poin dibandingkan awal tahun.
Baca lebih lajut »