Pengadilan banding Belanda memutuskan bahwa negara Belanda bertanggung jawab atas eksekusi terhadap seorang pria di Indonesia pada 1947. Dengan demikian, gugatan lima WNI yang mengaku sebagai anak pria tersebut harus disidangkan.
"Ini adalah pernyataan prinsip yang unik. Belum pernah pengadilan memutuskan tentang kekerasan kolonial," kata Liesbeth Zegveld, pengacara anak-anak korban yang dieksekusi kepada harian Belanda,"Kami memulai ini 10 tahun lalu, memenangkan setiap kasus, tetapi negara tidak pernah menganggapnya serius," imbuh Zegveld.
Selain meminta maaf, pemerintah Belanda juga memberi ganti rugi kepada sembilan keluarga korban pembantaian, masing-masing 20.000 euro . Namun, saat itu negara Belanda berkeras gugatan hanya boleh diajukan oleh para korban langsung, bukan anggota keluarga mereka atau ahli waris mereka.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tiga WNI Jadi Korban Jembatan Ambruk di TaiwanJembatan yang menghubungkan kawasan teluk Nanfangao di sebelah timur Taiwan ambruk hingga melukai 12 orang, termasuk tiga warga Indonesia, Selasa (1/10).
Baca lebih lajut »
KDEI kirim tim tangani WNI korban jembatan ambruk TaiwanKamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan mengirimkan tim untuk menangani para warga negara Indonesia yang menjadi korban ambruknya ...
Baca lebih lajut »
Jembatan di Taiwan runtuh, tujuh WNI jadi korbanMusibah runtuhnya sebuah jembatan di Kota Nanfang&39;ao, Yilan, Taiwan, pada Selasa pagi mengakibatkan tujuh WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) ...
Baca lebih lajut »
Jembatan Roboh di Taiwan, Tujuh WNI jadi KorbanRekaman yang beredar memperlihatkan detik-detik jembatan tunggal setinggi 140 meter itu runtuh. JembatanRoboh
Baca lebih lajut »
KDEI Taiwan Kirim Tim Tangani WNI Korban Jembatan AmbrukKDEI di Taiwan masih menunggu konfirmasi jumlah korban WNI.
Baca lebih lajut »