Fakta bahwa plastik mencemari lingkungan telah banyak dilaporkan. Namun, plastik juga berkontribusi terhadap perubahan iklim dan hancurnya keanekaragaman hayati.
Bila Anda membeli sebungkus mi instan, sebotol minuman, atau satu saset sampo, harganya mungkin tidak akan menguras kantong. Namun, biaya sebenarnya dari kemasan plastik, yang sebagian besar berakhir di lingkungan itu, tidak diperhitungkan di kasir supermarket.
Sekelompok negara, yang terdiri atas 67 negara dan dipimpin oleh Norwegia dan Rwanda membentuk Koalisi Ambisi Tinggi untuk Mengakhiri Polusi Plastik, menyatakan ingin membatasi jumlah total plastik di Bumi dengan mengendalikan produksi, konsumsi, hingga pembuangan plastik. Kelompok berseberangan, produsen petrokimia dan kimia yang digalang Arab Saudi, Rusia, dan India, cenderung menolak pembatasan ini dan lebih mendorong tata kelola di hilir, termasuk daur ulang.
Para peneliti UFZ bekerja di berbagai disiplin ilmu mulai dari hidrologi, toksikologi, mikrobiologi, dan kimia lingkungan hingga ilmu sosial telah mengevaluasi lebih dari 19.000 studi ilmiah dalam mempersiapkan artikel ini. Temuannya, sebanyak 17.463 dari studi yang dievaluasi membahas dampak negatif plastik dan bahan kimia terkait polusi lingkungan, hanya 1.279 yang mempertimbangkan dampak pada perubahan iklim, dan hanya 652 yang berfokus ke dampak pada keanekaragaman hayati.
Komposisi kimia plastik juga sebagian besar tidak diketahui, karena mengandung banyak bahan kimia tambahan selain polimer. Hingga kini, sekitar 640 juta ton bahan kimia aditif telah ditambahkan ke produk plastik."Tetapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana bahan kimia tersebut dilepaskan dan apa konsekuensinya bagi manusia dan lingkungan," jelas Jahnke.Penelitian tentang dampak plastik terhadap perubahan iklim juga terbatas.
Oleh karena itu, perlu fokus yang sangat menyeluruh pada regulasi internasional untuk mencapai perubahan perspektif yang diperlukan menuju solusi global yang komprehensif."Kita sekarang tahu bahwa plastik mengandung sekitar 16.000 bahan kimia. Dari jumlah tersebut, diketahui lebih dari 4.200 bahan kimia bersifat persisten di lingkungan, terakumulasi dalam organisme hidup, diangkut dalam jarak jauh atau menimbulkan potensi bahaya," kata Jahnke.
Plastik dikenal sebagai material yang praktis dan murah. Karena itulah, plastik menggeser beragam pembungkus dan wadah alami yang pernah ada. Masalahnya, biaya untuk membersihkan polusi dari pembuatan plastik tersebut atau biaya untuk mengelola kemasan saat kita membuangnya ke lingkungan tidak pernah dihitung.
Mengapa para produsen minyak dan gas, selain industri plastik, cenderung menolak pembatasan produksi? ”Karena pembatasan produksi plastik akan mengganggu produksi minyak dan gas. Plastik pada dasarnya tersusun dari karbon dan kimia dengan bahan baku utamanya bahan bakar fosil,” kata Yuyun Ismawati, Ketua Bersama The International Pollutants Elimination Network di Busan, Selasa .
"Ada pergeseran yang sangat berbeda dalam pengetahuan yang tersedia," kata Annika Jahnke, penulis dan ahli kimia lingkungan UFZ.Sejak tahun 1950-an, sekitar 9.200 juta ton plastik telah diproduksi di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 2.900 juta ton saat ini digunakan, terdiri dari 2.700 juta ton plastik primer dan sekitar 200 juta ton bahan daur ulang. Sebanyak 5.300 juta ton telah berakhir di tempat pembuangan sampah dan 1000 juta ton telah dibakar.
Perubahan Iklim Dampak Plastik INC-5 Sampah Plastik
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Dunia Bersatu Atasi Krisis Plastik175 negara, termasuk Indonesia, berkumpul di Busan, Korea Selatan untuk merumuskan perjanjian internasional dalam mengatasi krisis global polusi plastik. Pertemuan ini, yang kelima kalinya, diharapkan menjadi pertemuan terakhir Komite Negosiasi Antarpemerintah PBB (INC-5) untuk mencapai kesepakatan bersama.
Baca lebih lajut »
Menggaungkan Bahaya Plastik Sekali Pakai Lewat Parade Monster PlastikParade Monster Plastk telah digelar di tujuh kota besar di Indonesia, yakni Makassar, Ambon, Jakarta, Pontianak, Sorong, Salatiga, dan Gorontalo, pada 26 hingga 28 Oktober 2024.
Baca lebih lajut »
Baby Boomer Jadi Generasi Terkaya, Milenial Terimpit Krisis demi KrisisDengan perilaku menabung yang sama, laporan menunjukkan tidak ada generasi yang dapat menyamai akumulasi kekayaan Baby Boomer.
Baca lebih lajut »
Aksi Teatrikal Operasi Bedah Manusia Plastik Serukan Stop Konsumsi PlastikAksi teatrikal operasi bedah manusia plastik di Surabaya bawa serta 7 tuntutan kepada masyarakat, pemerintah, dan industri.
Baca lebih lajut »
Indonesia Pencemar Utama Sampah Plastik, Perjanjian Plastik Global Akan MengaturSebagai penyumbang besar polusi plastik, Indonesia diminta mengadopsi perjanjian plastik global.
Baca lebih lajut »
Gotong-Royong Atasi Polusi Sampah Plastik dan Aktif dalam Perjanjian Plastik GlobalINC-5Perjanjian Plastik Global PBBmomentum penting bagi semua pemangku kepentingan untuk menyepakati dan menjalankan isi perjanjian
Baca lebih lajut »