Penularan COVID19 di Bantul sebagian besar berasal dari peserta kegiatan keagamaan.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Budi Raharja.
Bantul - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan sebanyak 250 orang perlu menjalani "rapid diagnostic test" COVID-19 karena dari hasil penelusuran instansi ini memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif terpapar virus corona jenis baru itu. kami sebanyak 250 orang yang harus kita RDT karena dia kontak erat dengan orang konfirmasi positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja di Bantul, Rabu.
Selain dua klaster tersebut, belum lama ini terdapat klaster baru yang berkembang dan menjadi klaster paling besar penularan COVID-19 yang telah tersebar di wilayah kabupaten/kota di DIY, yaitu klaster Indogrosir yang ada di Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman. "Jadi cukup banyak 'simpanan-simpanan' ataupun imbauan-imbauan kita yang kemudian harus kita lakukan tracing dan kita rapid test karena belum tegas apakah konfirmasi positif atau tidak," katanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
80 Persen Pasien Positif Covid-19 di Bantul tidak Bergejala |Republika OnlinePerlunya menerapkan physical distancing atau selalu jaga jarak apabila berinteraksi.
Baca lebih lajut »
Covid-19 Dunia 19 Mei: 4,8 Juta Kasus, 320.134 Meninggal, 1,9 Juta SembuhKetika AS jadi negara terparah di dunia yang dilanda Covid-19, Presiden Trump menyerang WHO dengan menyebutnya 'boneka'...
Baca lebih lajut »
UPDATE 19 Mei: Pemerintah Pantau 45.300 ODP dan 11.891 PDP Covid-19Jumlah ODP yang dipantau kini sebanyak 45.300 orang. Sementara, PDP berjumlah 11.891 orang.\n\n
Baca lebih lajut »
Sebaran Pasien Positif Covid-19 di 34 Provinsi Per 19 Mei 2020Kenaikan pasien positif di Ibu Kota berdasarkan data sebelumnya ditambah kasus baru sebanyak 98 orang. Sementara total penambahan untuk seluruh wilayah Indonesia ada 486 kasus.
Baca lebih lajut »