Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, kondisi ekonomi saat ini sangat beras gara-gara wabah Corona. Ekonomi triwulan II diprediksi minus.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani menilai ekonomi Indonesia saat saat masuk dalam kondisi sangat berat. Kondisi yang sangat berat ini diperkuat dengan jumlah pekerja yang dirumahkan maupun kena PHK mencapai jutaan orang.
Selain itu, Rosan mengatakan, pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 2,97%. Sebuah angka yang membuat kaget banyak orang. "Angka dari kami kuartal II ini minus 3-5%, karena pertumbuhan ekonomi kita didominasi oleh konsumsi domestik sekitar 57%, investasi 32%, belanja pemerintah 7-8% dan sisanya ekspor impor. Sekarang yang terganggu itu konsumsi domestiknya," ujar dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hadapi Corona, Ekonom: RI Lebih Siap daripada Saat Krisis 1998Ekonom Core optimistis krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini dapat ditangani dengan baik oleh pemerintah.
Baca lebih lajut »
Lionel Messi Ungkap Kondisi Fisik Usai Terkurung Isolasi MandiriLionel Messi mengaku isolasi mandiri sangat berat, tapi dia bisa berlatih di rumah dengan baik.
Baca lebih lajut »
Pengusaha Dukung Kegiatan Ekonomi Dinormalkan KembaliPengusaha mendukung jika pemerintah menormalkan kembali aktivitas ekonomi asal dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Baca lebih lajut »
Harga Emas Gapai Posisi Tertinggi dalam 3 PekanSekarang ini terdapat kondisi ekonomi makro yang akan mendukung harga emas naik dalam waktu dekat.
Baca lebih lajut »
DPRD DKI: Perbankan Diminta Perhatikan Nasabah Terdampak Covid-19Dalam kondisi darurat Covid-19 ini, iklim ekonomi melambat, dan penghasilan masyarakat anjlok.
Baca lebih lajut »
Bandara Soekarno Hatta dipadati penumpang, 'disengaja' maskapaiAnggota Ombudsman RI menyebut kepadatan penumpang di Bandar Udara Soekarno-Hatta yang terjadi pada Kamis (14/5) merupakan tindakan yang 'disengaja' maskapai, kondisi yang disebut pakar kesehatan dapat menimbulkan 'klaster bandara'.
Baca lebih lajut »