PT PERTAMINA (Persero) secara resmi telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax menjadi Rp14.500 per liter, guna mengimbangi melambungnya harga minyak dunia
yang mencapai lebih dari 100 dolar AS per barel. Meski telah menaikkan harga, namun Pertamina masih menanggung kerugian karena harga jual yang di bawah harga keekonomian.
"Kalau lihat dengan harga pesaing masih jauh di bawah ya. Kalau harga belinya sama dengan harga BBM pesaing, maka secara sederhana bisa dikatakan rugi. Tapi ruginya berapa, harus dilihat detail datanya," kata Komaidi, di Semarang, Selasa . "Secara regulasi, Pertamax memang diberikan kepada badan usaha. Tapi Pertamina harus diskusi dulu dengan pemerintah sebagai pemegang saham. Sedangkan pemerintah punya pertimbangan banyak, mulai dari pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk miskin, daya beli dan lain - lain," ungkap Komaidi.
Di sisi lain, Komaidi menegaskan, pemerintah juga harus tegas terhadap kebijakan subsidi BBM, mengingat pemerintah yang memiliki kewenangan dan sudah menyadari banyaknya penyaluran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jurus Pedagang Warteg Siasati BBM dan Sembako NaikEfek kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengerek harga kebutuhan sembako hingga tarif transportasi.
Baca lebih lajut »
Buntut Harga BBM Naik, Daya Beli Masyarakat di Pasar Menurun - Pikiran-Rakyat.comDaya beli masyarakat di pasar tradisional menurun, seiring dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca lebih lajut »
Pengusaha Mebel Teriak, BBM Naik Bikin Biaya-biaya BengkakKenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beban dari perusahaan furnitur dan mebel membengkak.
Baca lebih lajut »