Klithih masih jadi topik hangat di Yogyakarta. Terkait itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyinggung soal mahalnya biaya konsultasi kenakalan remaja.
Media sosial belakangan ramai dengan tagar terkait keresahan pada aksi kejahatan jalanan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga banyak disebut sebagai aksi klithih. Saat ditanya soal itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat menyinggung soal mahalnya biaya konsultasi keluarga terkait kenakalan remaja.
Namun, lanjut Sultan, untuk konsultasi kenakalan remaja harus melibatkan keluarga anak tersebut. Mulai dari orang tua hingga adik dan kakaknya."Jadi semua itu harus kita kumpulkan untuk memberikan pemahaman, kita dialog. Ya memang tidak mudah, kalau seperti ini harus satu keluarga, berarti 10 orang harus 10 kepala keluarga," jelasnya.
"Tapi memerlukan biayanya, pada waktu itu begini ini minta Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Menangani satu keluarga itu bagi saya terlalu mahal, kita cari yang lain, yang lebih memungkinkan," kata Sultan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Yogyakarta Darurat Klitih, Begini Respons Sri Sultan HB XKondisi keamanan di Yogyakarta belakangan menjadi sorotan. Begini tanggapan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Yogyakarta
Baca lebih lajut »
Sri Sultan: Masyarakat Diminta Tak Terlena Euforia Tahun Baru |Republika OnlinePerayaan tahun baru berpotensi menimbulkan kerumunan yang memicu penyebaran Covid-19
Baca lebih lajut »
Dilabeli 'Sultan Andara', Cara Nagita Slavina Perlakukan Deretan Koleksi Tas Branded Bikin SalfokSudah biasa disorot dengan beragam koleksi barang mewahnya dari atas kepala hingga ujung kaki, Nagita Slavina ‘Sultan Andara’ kini bikin sedih fans gara-gara tas brandednya di almari kaca. Kenapa?
Baca lebih lajut »
Klub Sultan Newcastle United Ikut Jadi Korban COVID-19Newcastle United seharusnya menghadapi Everton dalam lanjutan Premier League, Jumat dini hari WIB. Laga ini ditunda karena pemain Newcastle diserang COVID-19.
Baca lebih lajut »