Tarjo merupakan salah satu penambang tradisional di kaki Bukit Randu Kuning di Jendi, Selogiri, Wonogiri.
Dari bongkahan batu yang terkumpul, ia memecahnya kembali menjadi batu berukuran lebih kecil. Tarjo memecah bongkahan batu itu dengan palu di atas batu lain yang lebih besar.Tarjo biasa memecahkan bongkahan batu saat siang hari. Di sore harinya, Tarjo gunakan untuk beristirahat. Selama beraktivitas, Tarjo mematok target dapat memperoleh hasil 100-200 mililiter .
Dari 200 ml emas yang ia hasilkan, harga yang ia dapat di pengepul sekitar Rp100.000. Namun, upah sebanyak itu tak selalu diperoleh dalam sehari. Di lokasi tersebut, mesin-mesin penggiling dapat mudah ditemukan di rumah-rumah milik warga. Aktivitas penambangan tradisional itu diyakini telah terjadi selama puluhan tahun.Warga RW 005 Dusun Geritan, Samuji, mengakui sempat menjadi penambang emas tradisional seperti yang Tarjo lakukan. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas itu ia hentikan.