Ada ilmuwan yang pekerjaannya mengumpulkan virus berbahaya di kelelawar. Inilah hewan yang dikenal punya aneka jenis virus di tubuhnya. Kelelawar Ilmuan via detikinet
Hewan ini dikenal membawa banyak virus di tubuhnya. Mencari virus dari kelelawar adalah pekerjaan berbahaya dan mencekam.
Memakai senter di kepala, mereka pun memasuki sistem gua di selatan Provinsi Yunnan, China. Mereka membius kelelawar itu, kemudian secara hati-hati mengambil sampel darah dari pembuluh darah di sayapnya. "Kami telah mengumpulkan lebih dari 15 ribu sampel di kelelawar yang membuat terindentifikasi sekitar 500 coronavirus baru," kata dia. Salah satunya, ditemukan pada tahun 2013, punya kemungkinan sebagai 'nenek moyang' COVID-19 yang merebak saat ini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kisah Hijrah Para MusisiDengan alasan ingin memperdalam agama, sejumlah musisi meninggalkan hiruk-pikuk panggung hiburan. Ada yang berhenti total, ada pula yang masih bermusik.
Baca lebih lajut »
Virus corona: Kisah pasutri yang tak terpisahkan dalam sehat maupun sakitSeorang dokter bercerita mengenai pengalamannya selama merawat para pasien Covid-19 di rumah sakit. Dia menyaksikan sepasang suami-istri yang dirawat di ruangan terpisah, namun kondisi mereka membaik begitu ditempatkan berdampingan.
Baca lebih lajut »
Kisah Mahasiswi di Semarang 'Menyambung Hidup' saat Pandemi Corona : Okezone NewsBerikut ungkapkan mahasiswi di Semarang yang terus bertahan hidup di tengah pandemi virus corona - Jateng - Okezone News
Baca lebih lajut »
Kisah Pesilat Hanifan yang Terpisah dari Istrinya Imbas CoronaPesilat nasional Hanifan Yudani Kusumah terpaksa terpisah dari istrinya, Pipit Kamelia. Mereka harus menjalani LDR karena pandemi virus Corona.
Baca lebih lajut »
Kisah Perantau di Bandung Batal Mudik: Tak Ada Uang-Ditolak KeluargaSejumlah perantau yang berada di Kota Bandung memutuskan untuk tak pulang kampung atau mudik Lebaran Idul Fitri 1441 H. Alasannya beragam.
Baca lebih lajut »