Dikenal sebagai ikon kuliner Yogyakarta, gudeg diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun lalu. Kisah gudeg juga disebut bertaut dengan pembukaan Alas Mentaok yang menjadi cikal-bakal Kerajaan Mataram Islam. Nusantara AdadiKompas
Seporsi gudeg yang disajikan di rumah makan Gudeg Yu Djum di kawasan Wijilan, Yogyakarta, Senin . Sentra gudeg Wijilan menjadi salah satu kawasan tujuan utama bagi wisatawan yang hendak menyantap makanan khas Yogyakarta tersebut.
Menurut Murdijati Gardjito, yang merupakan Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, Sultan Hamengku Buwono I memerintahkan pembukaan Hutan Bering. Di hutan itu juga ditemukan banyak pohon nangka yang menjadi bahan gudeg. Menurut Subariyah , satu dari lima anak Slamtinah, ibunya berjualan gudeg di Kampung Wijilan sejak tahun 1946. Sesuai nama panggilannya, warung gudeg yang didirikan Slamtinah itu diberi nama Gudeg Bu Slamet.
Subariyah menyebut, pada waktu itu gudeg lebih sering dikonsumsi oleh kerabat keraton. Namun, Slamtinah akhirnya memutuskan berjualan gudeg untuk masyarakat umum. Awalnya, dia berjualan gudeg basah. Namun, seiring munculnya penjual gudeg kering di Kampung Wijilan, Slamtinah ikut berjualan gudeg kering.Deretan rumah makan gudeg di kawasan sentra gudeg Wijilan di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Senin .
Warung gudeg milik Djuwariyah itu kemudian dikenal dengan Gudeg Yu Djum. Nama ”Djum” diduga muncul untuk mempermudah penyebutan nama Djuwariyah. Gudeg Yu Djum kemudian berkembang pesat dan menjadi salah satu warung gudeg yang paling dikenal di Yogyakarta.Pembeli gudeg memotret makanan pesanan mereka sebelum bersantap di rumah makan Gudeg Yu Djum di kawasan Wijilan, Yogyakarta, Senin .
Heni menuturkan, meski resepnya sama-sama berasal dari Djuwariyah, cita rasa gudeg dari rumah makan yang dikelola anak dan cucu Yu Djum itu bisa berbeda-beda. ”Ada yang membuat lebih manis, ada yang lebih gurih, dan ada sambal goreng kreceknya dibuat lebih pedas. Bebas saja, sesuai kesenangan dan keinginan dari masing-masing pemilik usaha saja,” ujarnya.Pramusaji melayani pembeli makanan gudeg di rumah makan Gudeg Yu Djum di kawasan Wijilan, Yogyakarta, Senin .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gudeg Kan Membawamu Kembali ke Yogyakarta...Di Yogyakarta, gudeg lebih dari sekadar makanan. Kuliner legendaris itu juga membawa kenangan bagi penikmatnya. Kekhasan cita rasanya mampu memantik rindu sehingga banyak orang kembali datang untuk mencicipinya. Nusantara AdadiKompas
Baca lebih lajut »
Viral! Kisah Cinta Guru dan Murid yang Menikah Beda Usia 26 TahunPerbedaan usia yang jauh tak menyurutkan kisah cinta pasangan guru dan murid yang akhirnya menikah.
Baca lebih lajut »
Viral! Kisah Cinta Guru dan Murid yang Menikah Beda Usia 26 TahunPerbedaan usia yang jauh tak menyurutkan kisah cinta pasangan guru dan murid yang akhirnya menikah.
Baca lebih lajut »
Dapat Ganti Rugi Tol Yogyakarta-Bawen Rp 6,4 Miliar, Nenek Sarumi Malah SedihSarumi (65), warga Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, mengaku sedih usai menerima uang ganti rugi tol Yogyakarta-Bawen Rp 6,4 miliar
Baca lebih lajut »
Penjaga Toilet di Alun-Alun Selatan Yogyakarta Lakukan Pornoaksi, Polisi Langsung BertindakPolresta Yogyakarta meringkus pelaku pornoaksi AS (62), yang bekerja sebagai penjaga toilet di kawasan Alun-Alun Selatan Yogyakarta,
Baca lebih lajut »
Kasus Mafia Tanah Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Kejati DI Yogyakarta Periksa 40 SaksiSultan Hamengku Buwono X sendiri sudah menyatakan, penyalahgunaan Tanah Kas Desa akan ditangani hukum.
Baca lebih lajut »