Kisah Dokter Zaman Belanda: Melawan Wabah tanpa APD

Indonesia Berita Berita

Kisah Dokter Zaman Belanda: Melawan Wabah tanpa APD
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 temponewsroom
  • ⏱ Reading Time:
  • 61 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 28%
  • Publisher: 63%

Dokter-dokter tanpa Alat Pelindung

BAYI perempuan itu ditemukan sebatang kara di sebuah gubuk di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, pada 1912. Kedua orang tuanya meninggal, terserang wabah penyakit pes yang juga membunuh sebagian besar warga kabupaten itu. Beruntung, dokter Cipto Mangunkusumo melihatnya ketika ia sedang blusukan ke kampung-kampung untuk mengobati warga. Hatinya tergerak. Bayi itu kemudian digendongnya, bahkan kemudian diangkat anak oleh Cipto, dan diberi nama Pesjati.

Bukan sekali itu saja Cipto berisik melawan sikap tidak adil pemerintah kolonial. Putra sulung keluarga aristokrat di Semarang itu adalah lulusan School tot Opleiding van Indische Artsen , yang dulu adalah Sekolah Dokter Djawa. Sementara kebanyakan lulusan STOVIA mengenakan pakaian ala dokter Belanda yang menyimbolkan kelas sosial lebih tinggi, tidak demikian dengan Cipto. Dia mengidentifikasi diri sebagai orang biasa dengan mengenakan pakaian Jawa sederhana dan merokok kretek.

Hans Pols dalam bukunya menyebutkan bahwa sekolah dokter—dalam hal ini STOVIA—pada masa itu menjadi tempat munculnya kesadaran baru tentang politik, bahkan mengilhami lulusannya berpartisipasi dalam gerakan nasionalis. Organisasi Boedi Oetomo, yang mengadvokasi akses pendidikan modern, pun diprakarsai para pelajar kedokteran seperti Wahidin dan Soetomo. Komitmen terhadap ilmu kedokteran adalah hal yang membuat sejumlah pemuda membayangkan negara baru yang merdeka dan sehat.

Rumah yang tadinya berbahan bambu juga dianjurkan diganti dengan tembok. Namun, karena tak semua warga mampu merenovasi, pemerintah melakukan pemaksaan lewat pembakaran rumah-rumah penduduk sehingga membuat situasi makin mencekam.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

temponewsroom /  🏆 13. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Kisah Masjid Cikoneng: Belanda Tembaki Orang Salat, Tiada KorbanKisah Masjid Cikoneng: Belanda Tembaki Orang Salat, Tiada KorbanBerangkat dari sejarah dan ciri khasnya, masyarakat berharap pemerintah Provinsi Banten menjadikan Masjid Cikoneng sebagai bangunan cagar budaya.
Baca lebih lajut »

Kisah Dokter Ramli Mendidik Muslim Peduli Kesehatan |Republika OnlineKisah Dokter Ramli Mendidik Muslim Peduli Kesehatan |Republika OnlineKisah dokter A Ramli, pelopor kesehatan Masyarakat yang terlupakan
Baca lebih lajut »

Kisah Muslim Inggris di zaman Ratu VictoriaKisah Muslim Inggris di zaman Ratu VictoriaDi era kekuasaan Ratu Victoria, Inggris mengenal tiga warganya yang kemudian dikenal sebagai tokoh pionir muslim di sana. Berikut kisah mereka.
Baca lebih lajut »

Cerita Dokter tentang Minimnya Tenaga Medis di Jakarta, Kerja Tanpa Libur demi PasienCerita Dokter tentang Minimnya Tenaga Medis di Jakarta, Kerja Tanpa Libur demi PasienJadi, selain melayani para pasien non-Covid-19, para tenaga medis juga harus menangani pasien pengidap Covid-19.
Baca lebih lajut »

Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, Saling Mendoakan Tanpa Umbar PerasaanKisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, Saling Mendoakan Tanpa Umbar PerasaanKisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, Saling Mendoakan Tanpa Umbar Perasaan: Ali dan Fatimah tak pernah sekali pun saling mengumbar perasaan. Mereka sama-sama menyimpan perasaannya dalam doa. Saling memantaskan diri agar menjadi pribadi…
Baca lebih lajut »

Dokter positif COVID-19 wafat, Pemkot Surabaya sampaikan belasungkawaDokter positif COVID-19 wafat, Pemkot Surabaya sampaikan belasungkawaPemerintah Kota Surabaya berbelasungkawa atas wafatnya tenaga kesehatan dr Boedhi Harsono dalam status positif COVID-19 di National Hospital Surabaya, ...
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-12 07:49:47