Kilang Pertamina Cilacap akan segera memproduksi bioavtur dengan bahan baku alternatif, yaitu minyak jelantah. Produk yang dihasilkan adalah bioavtur 3.0 atau bahannya 3% dari minyak jelantah. Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan proyek ini sangat penting bagi pembangunan ekonomi hijau di Indonesia dan mendukung target nasional dalam mencapai ekonomi berkelanjutan.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman didampingi Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen dan General Manager KPI Refinery Unit IV Cilacap Wahyu Sulistyo Wibowo meniunjau kilang yang akan memproduksi bioavtur
"Nantinya Kilang Pertamina Cilacap segera memproduksi bioavtur dengan bahan baku alternatif yakni minyak jelantah. Produk yang dihasilkan adalah bioavtur 3.0 atau bahannya 3% dari minyak jelantah," jelasnya usai Penandatangangan dan Kick Off Ekosistem Pengembangan Sustainable Aviation Fuel Pertamina di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Kamis .sustainability
Taufik mengatakan proyek pengembangan SAF itu sangat penting bagi pembangunan ekonomi hijau di Indonesia. Proyek tersebut sejalan dengan visi dan misi pemerintahan yang baru untuk mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan, sekaligus mendukung target nasional dalam mencapai"Dengan SAF, kita tidak hanya mengurangi emisi karbon di sektor aviasi, tetapi juga menggerakkan ekonomi sirkular melalui pemanfaatan limbah seperti minyak jelantah," katanya.
Dalam pengembangan produk SAF, lanjutnya, pihaknya akan akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pengembangan teknologi, memastikan ketersediaan bahan baku, hingga memastikan produk SAF dapat diterima di pasar global.calon produsen SAF yang mulai hadir, dan banyak hal lainnya agar ekosistem hulu-hilir dari produk SAF dapat terbangun dengan baik, hingga akhirnya produksi SAF dapat dilakukan secara berkelanjutan," tambahnya.
Bioavtur PERTAINA MINYAK JELANTAH EKONOMI HIJAU SUSTAINABLE AVIATION FUEL
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pertamina Kembangkan Green Refinery Cilacap untuk Mengolah Minyak Jelantah menjadi Bahan BakarPT Pertamina (Persero) mengembangkan proyek Green Refinery Cilacap yang akan mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Baca lebih lajut »
Jaga Pasokan BBM Selama Nataru, Kilang Pertamina Internasional Genjot ProduksiPT Kilang Pertamina Internasional memastikan 6 kilang beroperasi optimal selama Nataru 2024-2025, dengan stok minyak aman dan produksi BBM ramah lingkungan.
Baca lebih lajut »
Kilang Pertamina Internasional Gelar Konferensi Inovasi IKMS 2024Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan transisi energi berlandaskan konsep ESG, yang tidak hanya berfokus pada lingkungan, tetapi juga aspek sosial dan tata kelola. Konferensi inovasi Indonesia Knowledge Management Summit (IKMS) 2024 digelar di Bali untuk mendorong transisi energi dengan konsep ESG, menjadi momen penting bagi sinergi pengetahuan dan inovasi antara dunia usaha, pendidikan, dan masyarakat.
Baca lebih lajut »
Menteri ESDM Percepat Target Penyelesaian RDMP Kilang Pertamina BalikpapanMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta agar target penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) dipercepat menjadi Juni atau Juli 2025.
Baca lebih lajut »
Jurus Pertamina Kilang Geber Transisi Energi dengan Konsep ESGTransisi energi disebut tak hanya berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Baca lebih lajut »
Wamen ESDM Optimis Kilang Pertamina Dumai Memenuhi Kebutuhan BBM NasionalWakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengunjungi Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai dan menyatakan optimis bahwa kilang ini mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional. Kilang Dumai, yang merupakan kilang terbesar ketiga di Indonesia, memiliki kapasitas produksi 170.000 barel per hari dan mampu memenuhi 16 persen dari total kebutuhan BBM nasional.
Baca lebih lajut »