Kiat Menakar dan Mengolah Ramuan Jamu untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Indonesia Berita Berita

Kiat Menakar dan Mengolah Ramuan Jamu untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 86 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 38%
  • Publisher: 83%

Upaya pertama untuk membuat jamu segar yang baik, dimulai dari memilih bahan baku yang bagus.

Jakarta - Saat ini, sangat banyak resep jamu atau minuman herbal yang bisa kita temui di dunia maya. Tingginya minat ini semakin mengemuka terutama pada masa pandemi COVID-19 lalu. Sayangnya, konsumsi dan pembuatan dari jamu serta minuman herbal ini sebenarnya tak boleh sembarangan.

Dilansir dari Antara, dalam sebuah webinar kesehatan beberapa waktu lalu, Inggrid mengatakan bahwa dalam membuat jamu, orang-orang harus memastikan bahan yang digunakan segar dan tidak tercemar misalnya bakteri, jamur, rumput dan hama penyakit. Untuk daun, pilih yang segar, tidak layu. Sementara untuk bunga atau biji, buah-buahan carilah yang tidak kisut dan kulitnya tidak mengkilat. Bahan-bahan yang sudah dipilih kemudian disortir kembali lalu dicuci dengan air mengalir dan tiriskan.2 dari 4 halamanWadah untuk Menyimpan JamuSumber air bisa dari sumur, PAM, atau air isi ulang asalkan tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Untuk herbal-herbal yang tidak direbus atau mentah, pastikan air yang digunakan dalam kondisi matang.

Ramuan herbal yang biasanya dibuat pada level rumah tangga merupakan jamu segar yakni baru dibuat. Selain itu, segar dari sisi bahan ramuan tumbuhan obat, segera dikonsumsi dan dibuat untuk satu hari konsumsi. Jamu gendong termasuk dalam jenis ini. Tapi intinya, jamu segar dapat tahan selama tiga hari, asalkan disimpan dalam lemari es.3 dari 4 halamanManfaat Jamu Sudah Terbukti Secara EmpirikInggrid mengatakan dari sisi manfaat, jamu sudah terkonfirmasi secara empirik dan eksperensial.

Dari sisi takaran, herbal segar memiliki rentang keamanan yang luas, sama halnya saat mengonsumsi buah dan sayur. Kalau jumlahnya berlebihan, maka dapat berefek samping seperti sakit perut dan diare. Namun, takaran tak mesti presisi yang artinya sedikit lebih atau kurang tak akan mengurangi khasiat dan mempengaruhi keamanan. Contohnya dalam takaran tertulis 10 gram jahe, tetapi orang memasukkan 8-9 gram atau 11-12 gram, maka tidak menjadi masalah.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

liputan6dotcom /  🏆 4. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

BMM Targetkan Hewan Kurban Tahun Ini Naik 10 Persen |Republika OnlineBMM Targetkan Hewan Kurban Tahun Ini Naik 10 Persen |Republika OnlineBMM juga bekerja sama dengan mitra untuk melakukan inovasi dengan mengolah daging.
Baca lebih lajut »

Menakar Kenaikan Gaji PNS hingga TNI/Polri yang Diumumkan Jokowi AgustusMenakar Kenaikan Gaji PNS hingga TNI/Polri yang Diumumkan Jokowi AgustusKabar kenaikan gaji tersebut akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus mendatang.
Baca lebih lajut »

Menakar Wacana Modal Asuransi Minimal Rp1 Triliun dan Kemampuan IndustriMenakar Wacana Modal Asuransi Minimal Rp1 Triliun dan Kemampuan IndustriWaktu implementasi ketentuan peningkatan batas ekuitas minimum hingga Rp1 triliun menjadi faktor krusial bagi para pelaku usaha.
Baca lebih lajut »

Pebisnis, Begini Kiat Gaet Investor untuk Modali Bisnis AndaPebisnis, Begini Kiat Gaet Investor untuk Modali Bisnis AndaMau gaet investor untuk mendanai proyek dan bisnis Anda? Ini rahasianya.
Baca lebih lajut »

Indah Kiat (INKP) Raih Penghargaan di Bisnis Indonesia Award 2023Indah Kiat (INKP) Raih Penghargaan di Bisnis Indonesia Award 2023Indak Kiat Pulp & Paper (INKP) membawa pulang penghargaan dalam hajatan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 .
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-24 23:43:08