Keturunan HB II Hadiri Tradisi Tenongan Laku Sikramat

Indonesia Berita Berita

Keturunan HB II Hadiri Tradisi Tenongan Laku Sikramat
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 mediaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 73 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 33%
  • Publisher: 92%

Berita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa

TRADISI yang dilaksanakan setiap Jumat Kliwon 70 hari sekali di dusun Pagerotan, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek Wonosobo disebut Tenongan Nyadran/ruwat Laku Sikramat. Dalam ritual ini, seluruh warga bersama-sama melakukan nyadran di makam Sikramat yaitu makam tokoh pendiri Pagerotan yakni Sunan Puger dengan membawa tenong yang berisi nasi golong dengan lauk pauk khas untuk dinikmati bersama-sama sebagai wujud syukur dan kerukunan seluruh warga.

Pada agenda tenongan Jumat dirasakan warga semakin istimewa karena juga dihadiri perwakilan dari keturunan Hamengku Buwono II Kraton Yogyakarta. Trah HB II yang tergabung dalam Vasiatii Socaning Lokika Foundation diwakili Raden Mas Kukuh Hertriasning . Hadir juga dalam acara ini Kepala Disparbud Wonosobo Agus Wibowo, Camat Kertek, Kepala Dusun Pagerotan, Ketua Vasiatii Socaning Lokika Foundation Fajar Bagoes Poetranto dan berbagai kalangan termasuk wisatawan.

Gusti Aning menyebut agenda tradisi ruwat laku Sikramat di Pagerotan yang peringati cikal bakal dari tempat kelahiran Sultan HB II sangat istimewa dan telah dilestarikan sejak lama. "Di sini tradisi masih terawat dan diharapkan bisa menjadi destinasi wisata berbasis budaya dan religi. Harapan kami ke depan dari Pemkab Wonosobo, juga dari Desa dan Kecamatan bisa terus kembangkan destinasi tersebut mengingat desa ini menjadi tempat kelahiran raja Jawa yang besar," tuturnya.

Selama setahun lebih, jelas Gusti Aning, pihaknya bersama panitia pengusulan gelar pahlawan untuk HB II sudah mengumpulkan data. Desa Pagerejo menjadi tempat penting dalam penyusudan kronologi tersebut. "Pada saat perjanjian Giyanti 1755 dan Kemungkinan Raden Sundoro baru berusia lima tahun ikut boyongan dan jejaknya masih dicari apakah sejak saat itu diboyong dari sini. Juga melihat peristiwa Geger Sepehi untuk usulan pada pemerintah pusat terkait jejak ini," tuturnya.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

mediaindonesia /  🏆 2. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Menteri atau Buzzer?Menteri atau Buzzer?Berita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Baca lebih lajut »

Islamofobia, Tantangan Serius ASEANIslamofobia, Tantangan Serius ASEANBerita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Baca lebih lajut »

Wapres RI Beri Tanoto Foundation Penghargaan Program Percepatan Penurunan StuntingWapres RI Beri Tanoto Foundation Penghargaan Program Percepatan Penurunan StuntingBerita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Baca lebih lajut »

Krisis Beras di Daerah Lumbung PadiKrisis Beras di Daerah Lumbung PadiBerita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Baca lebih lajut »

Koka Bangun Infrastruktur di Indonesia Morowali Industrial ParkKoka Bangun Infrastruktur di Indonesia Morowali Industrial ParkBerita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-25 01:59:09