Kekerasan demi kekerasan dialami anak-anak di Tanah Air. Namun, tidak semua berani mengungkapnya. Maka, dukungan pada anak untuk bersuara sangat penting.
Anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan. Data kekerasan yang dialami anak-anak terungkap dalam Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional atau SPHPN dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024.
”Dua orang perempuan ini mengejek aku, gendut, kamu mau kemana, gak usah pulang deh sini sama kita berdua. Aku menghiraukan mereka menghalangiku, aku menepis tangannya ternyata aku dapat balasan gitu. Aku ditarik, tanganku ditarik, jatuh ke atas batu itu dan di batubatu itu lumayan tajem yah, dibatu itu ada segitiga segiempat itu besi kak, sama-sama tajam ujung-ujungnya.”
Kendati mengalami kekerasan, sejumlah anak mengungkapkan pendapatnya bagaimana mengurangi kekerasan dengan berbicara pada orang dewasa. Misalnya ada anak mengungkapkan Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Perlindungan Khusus Anak, Kementerian PPPA, Muhammad Ihsan, menegaskan, kajian kualitatif dengan metode Photovoice1 yang mendalami mengapa dan bagaimana kekerasan pada anak dapat terjadi.
Sebanyak 253 anak laki-laki dan perempuan berusia 13-17 tahun terlibat riset tersebut dengan variasi jenis kelamin, status penyintas dan bukan penyintas, serta karakteristik wilayah perdesaan dan perkotaan.Dari pengalaman anak-anak tersebut, tim kajian menyampaikan sejumlah rekomendasi, antara lain, pentingnya membangun kepercayaan antara anak dan orang dewasa, penegakan hukum sebagai cara menghentikan kekerasan, dan perlunya pendidikan dan keterampilan bagi anak untuk melindungi diri.
”Hasil temuan menunjukkan bahwa kekerasan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan seksual. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan harus komprehensif dan menyasar semua jenis kekerasan,” tegas Arifatul. Anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan. Data kekerasan yang dialami anak-anak terungkap dalam Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional atau SPHPN dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024.
”Dua orang perempuan ini mengejek aku, gendut, kamu mau kemana, gak usah pulang deh sini sama kita berdua. Aku menghiraukan mereka menghalangiku, aku menepis tangannya ternyata aku dapat balasan gitu. Aku ditarik, tanganku ditarik, jatuh ke atas batu itu dan di batubatu itu lumayan tajem yah, dibatu itu ada segitiga segiempat itu besi kak, sama-sama tajam ujung-ujungnya.”
Kendati mengalami kekerasan, sejumlah anak mengungkapkan pendapatnya bagaimana mengurangi kekerasan dengan berbicara pada orang dewasa. Misalnya ada anak mengungkapkan Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Perlindungan Khusus Anak, Kementerian PPPA, Muhammad Ihsan, menegaskan, kajian kualitatif dengan metode Photovoice1 yang mendalami mengapa dan bagaimana kekerasan pada anak dapat terjadi.
Sebanyak 253 anak laki-laki dan perempuan berusia 13-17 tahun terlibat riset tersebut dengan variasi jenis kelamin, status penyintas dan bukan penyintas, serta karakteristik wilayah perdesaan dan perkotaan.Dari pengalaman anak-anak tersebut, tim kajian menyampaikan sejumlah rekomendasi, antara lain, pentingnya membangun kepercayaan antara anak dan orang dewasa, penegakan hukum sebagai cara menghentikan kekerasan, dan perlunya pendidikan dan keterampilan bagi anak untuk melindungi diri.
Kekerasan Seksual Anak Survei KPPPA Perlindungan Anak KPPPA Sdgs SDG05-Kesetaraan Gender
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Penindasan Total: Laporan Mengejutkan Ungkap Eskalasi Kekerasan Terhadap Anak-Anak PalestinaData dari PBB menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, pemukim dan pasukan Zionis telah membunuh 171 anak di Tepi Barat.
Baca lebih lajut »
Kabupaten Klaten Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Perempuan dan AnakMemperingati Hari Anak Universal HAU 2024 Kabupaten Klaten menggelar talk show cegah kekerasan perempuan dan anak
Baca lebih lajut »
Permohonan Perlindungan Anak Korban Kekerasan Seksual MeningkatKekerasan seksual terus dialami perempuan dan anak-anak. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, permohonan perlindungan didominasi oleh anak-anak korban kekerasan seksual
Baca lebih lajut »
Vonis 1 Tahun Penjara Pemilik ”Daycare” di Depok Dinilai Terlalu RinganKomnas Anak khawatir, dengan vonis ringan ini, akan semakin banyak pelaku kekerasan terhadap anak.
Baca lebih lajut »
Pembantaian Brutal 4.000 Tahun Lalu di Somerset Mengungkap Kekerasan di Zaman PerungguPara ilmuwan ungkap bukti serangan sangat kekerasan yang terjadi sekitar 4000 tahun yang lalu di Somerset Inggris di mana setidaknya 37 orang dibantai dan kemungkinan dimakan
Baca lebih lajut »
Mengungkap Realitas Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Pengertian, Data, dan SolusiKekerasan dalam Rumah Tangga KDRT adalah bentuk kekerasan berbasis gender yang dapat melukai fisik emosional ekonomi hingga psikologis korban
Baca lebih lajut »