Kebutuhan global akan baterai kendaraan listrik dan industri baja nirkarat membuat nikel Indonesia tetap diminati. Namun, keterbatasan teknologi dan investasi memaksa Indonesia bergantung pada investasi asing, khususnya dari China. Kerjasama antara PT Vale Indonesia dengan GEM dari China menjadi contoh eratnya hubungan kedua negara dalam sektor nikel. Para ahli menekankan pentingnya strategi jangka panjang untuk meminimalisir ketergantungan Indonesia pada China dalam sektor nikel.
Kebutuhan dunia akan baterai kendaraan listrik ataupun industri baja nirkarat diyakini bakal tetap membuat nikel Indonesia masih memesona. Namun, kebutuhan investasi dan keterbatasan teknologi membuat Indonesia suka atau tidak suka masih bergantung pada investasi asing. Pertanyaannya, kapan Indonesia bisa melepas ketergantungan itu? Lalu, mau ke mana nikel Indonesia?
Namun, langkah strategis tetap harus tetap disiapkan Indonesia dalam menyikapi kondisi tersebut. ”Jika tidak diantisipasi sekarang, ketergantungan pada satu negara akan menjadi terlalu besar. Kita tidak bisa menghalangi investasi masuk, tetapi harus dipikirkan untuk jangka panjang akan seperti apa. Harus dipikirkan strategi dan berbagai langkah taktisnya,” kata Ferdy.
”Langkah berikutnya ialah dengan melatih tenaga kerja terampil dalam bidang rekayasa baterai dan teknologi baterai kendaraan listrik. Itu untuk memastikan ketersediaan tenaga ahli dalam industri ini. Selain itu, diperlukan kebijakan yang mendorong investasi industri manufaktur dalam rangka pengembangan pabrik-pabrik prekusor, anoda, katoda, dan baterai kendaraan listrik,” lanjutnya.
Wafid menambahkan, pihaknya diberi amanat oleh Menteri ESDM untuk menggenjot upaya tersebut. ”Kami lakukan, terutama untuk nikel, bauksit, timah, bahkan hingga ke arah panel surya, yang membutuhkan pasir silika/kuarsa,” lanjutnya. Pada November 2024, di Beijing, China, Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penandatanganan kolaborasi antara PT Vale Indonesia Tbk dan GEM Co Ltd, perusahaan ekonomi sirkular asal China. Proyek senilai 1,4 miliar dollar AS dengan teknologi per tahun, sebagai salah satu komponen pada jalur produksi baterai. Demikian disampaikan dalam siaran pers Vale Indonesia.
Selanjutnya ialah penyiapan industri turunan nikel melalui perencanaan yang serius dan matang. Itu penting guna mengisi kekosongan industri-industri sebelum nikel menjadi produk akhir seperti baterai kendaraan listrik ataupun pada produk-produk baja nirkarat pada Mei 2024, disebutkan, pangsa pasar Indonesia dalam suplai produk tambang nikel meningkat dari 23 persen pada 2020 ke 37 persen pada 2023. Namun, dalam hal kepemilikan perusahaan, China yang paling dominan.
NIKEL CHINA INVESTASI Ketergantungan Teknologi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Indonesia Terhadap Ketergantungan Nikel pada ChinaBerita ini membahas tentang ketergantungan Indonesia pada China dalam hal pertambangan dan pengolahan nikel. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya nikel yang melimpah, keterbatasan teknologi dan kebutuhan investasi mendorongnya untuk bergantung pada investasi asing, terutama dari China.
Baca lebih lajut »
Hilirisasi Nikel: Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik IndonesiaSekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Heldy Satrya Putera, menekankan peran krusial nikel dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Kebijakan hilirisasi nikel yang diterapkan pemerintah telah meningkatkan nilai ekspor produk turunan nikel secara signifikan. Heldy menjelaskan bahwa hilirisasi nikel memberikan nilai tambah yang luar biasa, mulai dari pengolahan ore menjadi nikel sulfat hingga sel baterai. Pemerintah terus berupaya menarik investasi untuk mendukung hilirisasi nikel di dalam negeri, dengan fokus pada membangun ekosistem terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir.
Baca lebih lajut »
Ketergantungan Ekonomi Indonesia pada ChinaEkonom Indef Ariyo Irhamna menyoroti ketergantungan ekonomi Indonesia pada China dan menganjurkan pemerintah untuk melakukan mitigasi risiko melalui diversifikasi sumber impor, mendorong substitusi impor dengan produk lokal, dan penguatan desain produk ekspor.
Baca lebih lajut »
Ekspor Nikel Indonesia Melonjak Pesat, Menargetkan 75% Kapasitas Dunia pada 2026Penerapan kebijakan hilirisasi di masa Presiden Joko Widodo berhasil meningkatkan ekspor nikel Indonesia secara signifikan. Dari Rp 45 triliun pada 2015, nilainya melonjak menjadi Rp 520 triliun pada 2023. Indonesia memiliki potensi besar di pasar nikel global dengan cadangan nikel terbesar di dunia mencapai 42,1%. Kementerian ESDM menargetkan Indonesia bisa menguasai hingga 75% kapasitas nikel dunia pada 2026.
Baca lebih lajut »
Hilirisasi Nikel Kunci Indonesia dalam Membangun Ekosistem EV GlobalMenurut data dari Kementerian Investasi dan HilirisasiBKPM sektor mineral memberikan kontribusi terbesar terhadap investasi hilirisasi
Baca lebih lajut »
Riset TRI Indonesia: Hilirisasi Nikel Serap 19 Juta Lebih Tenaga Kerja dan Tingkatkan Ekonomi DaerahBerita Riset TRI Indonesia: Hilirisasi Nikel Serap 19 Juta Lebih Tenaga Kerja dan Tingkatkan Ekonomi Daerah terbaru hari ini 2024-12-14 23:08:46 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »