Kerusuhan Mei 1998: Kisah warga keturunan Tionghoa yang menetap di luar negeri usai kerusuhan 1998 dan mereka yang memutuskan kembali ke Indonesia

Indonesia Berita Berita

Kerusuhan Mei 1998: Kisah warga keturunan Tionghoa yang menetap di luar negeri usai kerusuhan 1998 dan mereka yang memutuskan kembali ke Indonesia
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 BBCIndonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 156 sec. here
  • 4 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 66%
  • Publisher: 50%

Banyak warga negara Indonesia keturunan Tionghoa memutuskan kabur ke luar negeri setelah menjadi sasaran dalam kerusuhan Mei 1998. Sebagian memutuskan kembali ke Indonesia, tapi banyak dari mereka memilih menetap di luar negeri. Anak-anak mereka adalah apa yang disebut sebagai “generasi yang hilang”.

Kisah warga keturunan Tionghoa yang menetap di luar negeri usai kerusuhan Mei 1998 dan mereka yang memutuskan kembali ke Indonesia - ‘Semoga pemerintah tidak hapus sejarah’ Bagaimana mereka memaknai kerusuhan Mei 98 dan Reformasi?

Hampir 26 tahun berlalu, tepatnya pada 12 Mei silam, Christopher baru saja menuntaskan studi di Fakultas Kedokteran di Virginia Commonwealth University di Richmond, Virginia. Dalam perbincangan yang dilakukan dalam Bahasa Inggris, Christopher menuturkan bahwa sebagai keturunan Indonesia-China yang tumbuh besar di AS, dia merasa punya tiga identitas yang berkelindan – Indonesia, Tionghoa, dan Amerika – menyebut sekarang ini dia “lebih Amerika”.

Jasmine mengatakan peristiwa Mei 1998 bukanlah pemicu keluarganya pergi ke luar negeri. Ancaman-ancaman pembunuhan yang terjadi setelahnya menjadi pemicu mereka memutuskan angkat kaki. “Saat itu tidak ada Facebook, media sosial, bahkan telepon genggam tidak ada. Saya dan ayah saya berusaha membatasi penggunaan telepon karena ada kemungkinan disadap. Jadi pasti sangat cemas menanti kabar dari keluarga,” kenang Jasmine.Mei 98: Kisah eks aktivis mahasiswa yang memilih jalan sunyi - dari petani, pekerja kreatif, sampai usaha warung kopi

Sebelas jam dari Washington D.C., Astrid Wibisono, 43 tahun, adik Jasmine yang sekarang menjalankan firma konsultan bisnis dan riset di Jakarta, mengatakan keponakannya, Christopher, pindah ke Amerika Serikat saat masih bayi sehingga negara itu adalah satu-satunya yang dikenalnya.“Untuk orang-orang yang memutuskan ke luar negeri dan tidak kembali maka jelas itu generasi hilang. Tapi generasi hilang juga persoalan mental,” jelas Astrid.

“Negara-negara lain punya momen-momen gelap. Jerman dengan Holokos, Amerika Serikat dengan perbudakan. Jangan menghapus atau mengubah sebab hanya dengan mengetahui dan mengakui kesalahan, kita bisa memperbaikinya,” ujar Astrid.Beberapa warga Indonesia keturunan Tionghoa yang menjadi diaspora pasca 1998 enggan diwawancarai untuk artikel ini.

Marissa ingat betul bagaimana di lingkungan tempat tinggalnya bermunculan spanduk-spanduk bertuliskan ‘Milik Pribumi’ pada Mei 1998. “Sebagai keturunan Chinese Indonesian, kami sudah diajarkan bahwa pribumi dan Chinese Indonesian berbeda. Setidaknya untuk generasi saya. Seperti ada cuci otak dari keluarga kita,” ujar Marissa yang tidak setuju atas adanya celah ini.

Christine mengatakan kerusuhan Mei 1998 menciptakan trauma besar tak hanya bagi etnis Tionghoa di Indonesia, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia mengingat skala aksi anti-Tionghoa – mulai dari penjarahan, pembakaran rumah-rumah, dan pemerkosaan sedikitnya 85 perempuan Tionghoa – dalam peristiwa itu.

Antara lain, revisi Undang-Undang Kewarganegaraan, pencabutan larangan perayaan Imlek, pencabutan larangan penggunaan kata ‘Tionghoa’ dan Tiongkok’ dan lainnya. “Bisa dibilang 98 buat saya itu kayak titik balik yang paling ekstrem yang kemudian akhirnya benar-benar mengubah jalan berpikir dan jalan hidup saya,” akunya., Grace Tioso, merasa era Presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid menjadi masa ketika pemerintahan Indonesia benar-benar menunjukkan itikad baik terhadap kelompok minoritas.

, Grace Tioso mengupas pergulatan dan kehidupan diaspora khususnya Tionghoa-Indonesia di luar negeri yang tidak selamanya glamor.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

BBCIndonesia /  🏆 42. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Kerusuhan Mei 1998: ‘26 tahun masalah kekerasan seksual terhadap perempuan Indonesia disangkal’Kerusuhan Mei 1998: ‘26 tahun masalah kekerasan seksual terhadap perempuan Indonesia disangkal’Perspektif politik-ekonomi masih mendominasi berbagai analisis dan penjelasan mengenai penyebab, signifikansi dan konsekuensi peristiwa Mei 1998, sementara kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam peristiwa itu “disangkal”, kata aktivis perempuan dan kemanusiaan Ita Fatia Nadia.
Baca lebih lajut »

FOTO: Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 tahun Tragedi Mei 1998 di Seberang Istana MerdekaFOTO: Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 tahun Tragedi Mei 1998 di Seberang Istana MerdekaAksi Kamisan ke-815 sekaligus memperingati 26 Tahun tragedi kerusuhan yang terjadi pada 13-15 Mei 1998.
Baca lebih lajut »

Merawat Ingatan, Mencegah Tragedi Mei 1998 BerulangMerawat Ingatan, Mencegah Tragedi Mei 1998 Berulang”Jangan sampai terjadi lagi. Sudah cukup. Biar kami saja (yang menjadi korban),” kata Ruminah.
Baca lebih lajut »

Ziarah Makam Pejuang Reformasi Peringati Tragedi 12 Mei 1998Ziarah Makam Pejuang Reformasi Peringati Tragedi 12 Mei 1998Diketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.
Baca lebih lajut »

Ulangi Sejarah 1998, Tim Thomas dan Uber Indonesia Dapat SanjunganUlangi Sejarah 1998, Tim Thomas dan Uber Indonesia Dapat SanjunganIndonesia untuk pertama kalinya meloloskan tim putra dan putri ke final Piala Thomas dan Uber sejak 1998.
Baca lebih lajut »

Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup Bersamaan, Ulangi Sejarah 1998Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup Bersamaan, Ulangi Sejarah 1998Keberhasilan tim putra dan putri Indonesia masuk final Thomas dan Uber Cup tahun ini mengulang sejarah 26 tahun silam.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-19 09:36:13