Kerja Jurnalis dan Kebebasan Pers di Masa Pandemi

Indonesia Berita Berita

Kerja Jurnalis dan Kebebasan Pers di Masa Pandemi
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 voaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 59 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 27%
  • Publisher: 63%

Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap tanggal 3 Mei mengingatkan tentang hak-hak kebebasan berpendapat wartawan di mana pun, kapan pun juga, termasuk dalam era pandemi virus corona. Ironisnya di saat publik paling membutuhkan informasi, kebebasan wartawan pun diberangus.

Pandemi membangun batasan dalam berinteraksi, tak terkecuali bagi jurnalis. Dalam bencana lain seperti banjir, gempa bumi, hingga tsunami, jurnalis relatif masih bebas bergerak di lapangan untuk mengumpulkan data. Di tengah pandemi virus corona, sebagian besar kebebasan itu terenggut. Wawancara telepon, konferensi pers melalui media poll, hingga diskusi atau seminar yang harus diselenggarakan lewat aplikasi.

“Kolaborasi ini lahir karena kami melihat penanganan COVID-19 di Yogyakarta yang lamban. Juga karena soal keakuratan data. Kita harus menyadari, data yang tidak akurat bisa menyebabkan penanganan yang lamban atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,” kata Haris. “Sebenarnya awalnya dimulai karena kita melihat data-data yang disampaikan oleh pemerintah, terutama waktu itu terkait kematian korban, kita menduga terjadinya underreporting sebenarnya. Antara yang dilaporkan tiap hari dengan yang terjadi di masyarakat kita melihat ada gap. Itu yang kemudian mendasari kita untuk pentingnya, mencoba membuat sistem pelaporan tapi berbasis informasi warga dari bawah,” papar Arif.Selain Arif, mereka yang terlibat dalam pengelolaan laporcovid19.

Ahmad Arif menegaskan, transparansi data akan mendorong kepercayaan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah. Di sisi lain, data yang terbuka juga membuat para pakar bisa menyusun penelitian lebih tepat, sebagai salah satu acuan penyusunan kebijakan. Jika masyarakat menilai ada data-data terkait virus corona yang ditutupi, respon masyarakat terhadap langkah yang diambil pemerintah tidak akan maksimal.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

voaindonesia /  🏆 15. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Hari Kebebasan Pers Sedunia: Jurnalis Perempuan Diintimidasi dengan 'Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun'Hari Kebebasan Pers Sedunia: Jurnalis Perempuan Diintimidasi dengan 'Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun'Ancaman kekerasan dan kekhawatiran kehilangan pekerjaan membayangi jurnalis Indonesia di tengah wabah corona.
Baca lebih lajut »

Tindakan Keras Terkait Covid-19 Berdampak Negatif terhadap Kebebasan PersTindakan Keras Terkait Covid-19 Berdampak Negatif terhadap Kebebasan PersPada 'Hari Kebebasan Pers Sedunia' tanggal 3 Mei ini, para aktivis memperingatkan bahwa keadaan darurat virus corona telah membuat banyak pemerintah di dunia menindak keras kemampuan para jurnalis unt
Baca lebih lajut »

Dewan Pers : Pers Harus Jadi Penjernih Informasi Di Masa PandemiDewan Pers : Pers Harus Jadi Penjernih Informasi Di Masa Pandemi'Perhatian seluruh komponen bangsa saat ini tertuju pada upaya penanganan covid-19. Pers harus tetap mencermati, mengawasi dan mengkritisi berbagai kebijakan dan implementasinya yang dilakukan oleh Pemerintah.'
Baca lebih lajut »

Hari Pers Dunia, LBH Catat Tiga Ancaman Nyata Bagi Insan PersHari Pers Dunia, LBH Catat Tiga Ancaman Nyata Bagi Insan PersPara jurnalis yang menjadi garda terdepan menjamin informasi yang akurat terkait penyebaran covid-19 ke publik, juga menghadapi ancaman serius.
Baca lebih lajut »

World Press Freedom Day, Dewan Pers Ingatkan soal Empati Terkait CoronaWorld Press Freedom Day, Dewan Pers Ingatkan soal Empati Terkait Corona'Keberhasilan penanganan COVID-19 ini sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menumbuhkan empati dan kedisiplinan publik,' kata Ketua Dewan Pers M Nuh.
Baca lebih lajut »

Batik dan Scarf di Jumpa Pers Covid-19 Curi Perhatian WarganetBatik dan Scarf di Jumpa Pers Covid-19 Curi Perhatian WarganetSudah hampir dua bulan warga di berbagai belahan dunia terbiasa menyimak informasi tentang perkembangan terbaru penanganan pandemi virus corona lewat beragam media elektronik dan media sosial. Di Indo
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-06 09:05:14