Pada Mei 2019, 11 orang tewas akibat desakan turis yang menunggu di Zona Kematian Gunung Everest. Pada 2016 diberitakan ada 200 mayat di sana.
di Gunung Everest tentu sangat berbahaya. Seorang pendaki gunung mengatakan rasanya seperti berlari di treadmill dan bernapas melalui sedotan. Pasalnya, pada permukaan laut, udara mengandung 21 persen zat oksigen.
Namun, ketika manusia mencapai ketinggian 12.000 kaki, manusia akan berisiko lebih cepat mati akibat kadar oksigen berkurang 40 persen. Pada 2007, tim Ekspedisi Caudwell Xtreme mendaki Gunung Everest. Salah satu dokter yang terlibat, Jeremy Windsor mengambil sampel darah dari empat pendaki yang berada di Zona Kematian dan mengatakan pada penulis blog Everest Mark Horell bahwa manusia dapat bertahan hidup dengan seperempat oksigen yang biasa mereka hirup di atas permukaan laut.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Main Imbang, Kalteng Putra dan Barito Tertahan di Zona MerahBarito menempati posisi 17 dengan nilai 20 dari 21 laga.
Baca lebih lajut »
IHSG Sepekan: Berhasil Rebound Setelah Terjebak di Zona MerahIHSG selama sepekan ini ditutup dengan pembalikan arah menjadi menguat atau rebound.
Baca lebih lajut »
Soal Tembakan Tepat Sasaran, Man United Setara Tim Zona DegradasiStatistik itu menempatkan Manchester United setara dengan salah satu tim yang kini berada di zona degradasi Premier League, yaitu Watford.
Baca lebih lajut »
Kalteng Putra wajib kalahkan Barito agar jauhi zona degradasiKalteng Putra harus mengeluarkan semua kemampuannya untuk mengalahkan Barito Putera dalam pertandingan di Stadion Tuah Pahoe Kota Palangka Raya, Kalimantan ...
Baca lebih lajut »
Bea Cukai Jatim II Canangkan Zona IntegritasKantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jatim II mencanangkan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan...
Baca lebih lajut »
Timor Leste Dilanda Flu Babi AfrikaTimor Leste mengonfirmasi kematian ratusan babi akibat wabah demam babi Afrika pada Kamis (3/10).
Baca lebih lajut »