Meskipun jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun, kesenjangan antar wilayah dan antar individu masih menjadi masalah. BPS mencatat bahwa 24,06 juta orang atau 8,57% dari penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan pada September 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 24,06 juta orang atau 8,57 persen dari penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Meski angka kemiskinan menurun, kesenjangan masih tetap signifikan.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebanyak 11,74 juta orang; pada Maret 2024 sebanyak 11,64 juta orang; dan September 2024 sebanyak 11,05 juta orang. Adapun jumlah penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebanyak 14,16 juta orang; Maret 2024 sebanyak 13,58 juta orang; September 2024 sebanyak 13,01 juta orang.
Secara spasial, kata Amalia, pada September 2024 terdapat 18 provinsi dengan tingkat kemiskinan di bawah rata-rata nasional dan ada 20 provinsi yang masih memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional. ”Jika dilihat secara rata-rata, penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan terjadi relatif lebih cepat dibandingkan dengan penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan. Kemiskinan wilayah perkotaan turun 0,43 persen basis poin, sedangkan di perdesaan turun 0,45 persen basis poin,” ujarnya.
Pada September 2024, terdapat 31 provinsi dengan tingkat ketimpangan di bawah rata-rata nasional, sementara 7 provinsi memiliki tingkat ketimpangan di atas rata-rata nasional jika dibandingkan dengan Maret 2024.Provinsi yang mengalami penurunan ketimpangan tertinggi adalah Provinsi Papua Tengah dengan penurunan sebesar 0,026. Sebaliknya, provinsi yang mengalami kenaikan ketimpangan tertinggi adalah Provinsi Papua dengan peningkatan 0,043.
Masyarakat yang berpenghasilan rendah atau masyarakat miskin bahkan masyarakat kelas menengah masih sangat rentan mendapatkan tekanan ekonomi. Mereka masih sangat berhati-hati dalam pengeluaran karena kebutuhan hidup yang terus meningkat. Jika tidak hati-hati, bukan saja kelas menengah turun kelas, tetapi semakin meningkatkan disparitas. Kondisi disparitas ini yang terlihat jelas dan masih terjadi.
Salah satu program yang dinilai terbukti paling tepat sasaran adalah Program Keluarga Harapan . Oleh karena itu, jumlah penerima manfaatnya perlu diperluas. Berdasarkan periode Maret 2024, tercatat ada 25,22 juta orang atau 9,03 persen dari penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Secara berturut-turut, persentase penduduk miskin pada Maret 2021 di level 10,14 persen; Maret 2022 di level 9,54 persen; dan Maret 2023 di level 9,36 persen.
Sebaran penduduk miskin berada di Jawa dengan jumlah 12,62 juta orang atau 8,05 persen. Diikuti Sumatera 5,25 juta atau 5,25 persen. Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 1,94 persen atau 12,15 persen. Sulawesi sebanyak 1,88 juta orang atau 9,12 persen. Maluku dan Papua 1,46 juta orang atau 18,62 persen. Dan, Kalimantan sebanyak 0,91 juta orang atau 5,30 persen.
Kedua, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2024 naik 2,63 persen dibandingkan triwulan I-2024 dari Rp 1.659,86 triliun menjadi Rp 1.703,46 triliun rupiah. Ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Ketimpangan di perdesaan pada September 2024 sebesar 0,308 lebih tinggi sebesar 0,002 jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang sebesar 0,306.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, yang diharapkan dari turunnya tingkat kemiskinan adalah karena pemberdayaan atau karena penghasilan penduduk di Indonesia sudah membaik sehingga dari status di bawah garis kemiskinan bisa naik kelas.Warga beraktivitas di depan gubuk terpalnya yang berukuran tak lebih dari 2 meter persegi di tepi Jalan Tenaga Listrik, Cideng, Jakarta Pusat, Minggu .
KEMISKINAN INDONESIA Kesenjangan BPS Ekonomi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
IMF: PDB Indonesia Kembang 4 Kali Lipat, Kemiskinan Turun 10 Kali LipatIMF menyatakan Indonesia berhasil meningkatkan PDB empat kali lipat menjadi USD 1,4 triliun dan menurunkan tingkat kemiskinan hingga sepuluh kali lipat dalam dua dekade terakhir.
Baca lebih lajut »
Kemiskinan dan Pengangguran Turun di IndonesiaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan penurunan signifikan tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 2024. Tingkat kemiskinan turun menjadi 9,03% dari 9,36% pada tahun 2023, sementara tingkat kemiskinan ekstrem juga menurun menjadi 0,83% dari 1,12%. Rasio Gini juga membaik dari 0,388 menjadi 0,379. Selain itu, tingkat pengangguran turun menjadi 4,91% dari 5,32% pada 2023.
Baca lebih lajut »
Aceh Bangkit Pasca-Tsunami, Namun Kemiskinan Tetap MenyelimutiDua dekade setelah diguncang gempa bumi dan tsunami, Aceh telah menunjukkan kemajuan ekonomi, tetapi masih terbelenggu kemiskinan. Artikel ini membahas tantangan ekonomi Aceh pasca-bencana dan faktor-faktor yang menghambat pemulihan ekonomi.
Baca lebih lajut »
Investasi Bali Capai Rp 30 Triliun, Namun Kemiskinan Tetap TinggiPemerintah Provinsi Bali mencatat investasi mencapai Rp 30 triliun, namun angka kemiskinan mencapai 4% di pulau tersebut. Pj Gubernur Bali mencatat ini sebagai pekerjaan rumah besar.
Baca lebih lajut »
Penjualan Tesla di China Mencapai Rekor, Namun Global TurunPenjualan mobil listrik Tesla secara global menurun pada tahun 2024, menandai penurunan pertama dalam dekade. Meski begitu, penjualan Tesla di China mencapai rekor baru dengan total 657.000 unit.
Baca lebih lajut »
Efek Program 3 Juta Rumah, Uang Bergulir Rp 60 Triliun, Kemiskinan Turun 1,8 PersenProgram 3 Juta Rumah digagas untuk mengurangi kemiskinan dan menggairahkan ekonomi daerah.
Baca lebih lajut »