Total aset BUMN pada 2019 sekira Rp 8.200 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara Toto Pranoto menilai perlunya pemetaan mengenai aset BUMN. Toto mengatakan dari total aset BUMN sekira Rp 8.200 triliun pada 2019, angka Return on Asset BUMN hanya sekitar 2 persen.
Toto hal ini disebabkan beberapa hal antara lain investasi aset yang tidak produktif, pilihan teknologi yang tidak tepat, atau pembelian aset yang tidak tepat sesuai rencana spesifikasi yang diminta. Toto mengatakan, tugas Kementerian BUMN ialah memaksa setiap BUMN melakukan inventarisasi ulang aset dan kemudian melakukan pemataan aset BUMN.
"Kemudian menetapkan aset mana yang masih bisa diutilisasi dan mana yang sudah harus di write off sehingga pengelolaan aset yang ada bisa lebih fokus," kata Toto menambahkan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kementerian BUMN akan Petakan Aset |em|Idle|/em| BUMN |Republika OnlineKementerian BUMN meminta perusahaan pelat merah mendata seluruh aset yang dimiliki
Baca lebih lajut »
[POPULER MONEY] Ahok: Dirut Pertamina Tak Perlu dari BUMN Lain | Lengsernya Dirjen KKPAhok soal Dirut Pertamina tak perlu dari BUMN lain hingga polemik lengsernya Dirjen KKP menjadi artikel populer Money hari ini.
Baca lebih lajut »
Karyawan BUMN Timah Ditangkap karena Kasus NarkobaKaryawan BUMN terlibat kasus narkoba.
Baca lebih lajut »
Erick Thohir Dorong BUMN Akuisisi Perusahaan Luar NegeriMenteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong BUMN untuk mengakuisisi perusahaan luar negeri sehingga dapat membenahi rantai pasok (supply chain) di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Terus Gerogoti Laut China Selatan, AS Sebut BUMN China Serupa VOC'Perusahaan-perusahaan negara tersebut serupa dengan VOC zaman modern.'
Baca lebih lajut »
'BUMN Go Global'Di masa pandemi sekarang ini, BUMN diharapkan dapat menjadi lokomotif pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terhenti akibat Covid-19 dan juga menambah penerimaan negara.
Baca lebih lajut »