Kemarau Basah, Produktivitas Durian-Manggis Anjlok

Indonesia Berita Berita

Kemarau Basah, Produktivitas Durian-Manggis Anjlok
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 jawapos
  • ⏱ Reading Time:
  • 81 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 36%
  • Publisher: 51%

Pertanian di Banyuwangi mengalami berbagai tantangan. Beberapa permasalahan seperti penurunan jumlah produksi hingga fluktuasi harga menjadi perhatian Dinas Pertanian dan Pangan (Disperta-Pangan) Banyuwangi.

Melalui momen Hari Tani Nasional yang jatuh pada Sabtu , Disperta melaksanakan berbagai strategi demi menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Mulai kompetisi untuk menjaring ide usaha hingga program lainnya untuk meningkatkan produktivitas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan M. Khoiri mengatakan, sebagai kabupaten dengan wilayah terluas di Pulau Jawa, sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto mencapai 29,69 persen. Dikatakan, Banyuwangi memiliki beberapa komoditas unggulan antara lain padi, jagung, kedelai, cabai merah besar, cabai rawit, berbagai jenis buah, dan kopi.

Selama periode 2020–2021, ada sejumlah komoditas unggulan di Banyuwangi yang mengalami penurunan produktivitas. Namun, ada pula komoditas unggulan lainnya yang mengalami peningkatan. Khoiri mencontohkan, penurunan pada komoditas padi terjadi akibat alih fungsi komoditas tanaman pangan ke tanaman jagung dan hortikultura lainnya. Dampaknya, terjadi peningkatan produktivitas pada komoditas unggulan lain seperti jagung, kedelai, dan sebagainya.

Isu global seperti pandemi Covid-19, krisis perang Ukraina-Rusia, dan perubahan iklim menjadi permasalahan serius yang dihadapi Disperta Pangan. Ketiganya berdampak terhadap kenaikan harga sarana dan produksi , seperti pupuk dan pestisida. ”Subsidi pemerintah terhadap pupuk juga dibatasi dan dikurangi, dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian No 10 Tahun 2022, sehingga ancaman penurunan produktivitas ada di depan mata,” imbuh Khoiri.

Secara singkat, hal yang telah dilakukan Disperta terkait dengan pembatasan pupuk subsidi di antaranya berinovasi bersama kelompok petani untuk menggunakan pupuk alternatif pembenah tanah dan pupuk organik. Petani dapat menggunakan pupuk alternatif sebagai solusi pembatasan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk nonsubsidi.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

jawapos /  🏆 35. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama



Render Time: 2025-03-05 21:53:56