Pasar tradisional di Jakarta dihadapkan pada kelangkaan kelapa yang mengakibatkan harga melonjak. Pedagang mengeluhkan penurunan pasokan yang diduga disebabkan oleh peningkatan ekspor dan penurunan produktivitas pohon kelapa.
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pedagang kelapa di pasar tradisional Jakarta mengeluhkan penurunan ketersediaan kelapa yang mengakibatkan harga melonjak. Biasanya, pedagang memiliki stok untuk tiga hari, namun saat ini stok hanya cukup untuk sehari saja karena jatah pengiriman yang dikurangi. Kondisi ini telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, menyebabkan kelapa semakin sulit ditemukan di pasaran. Kelangkaan ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah peningkatan ekspor kelapa yang drastis ke negara-negara seperti Malaysia dan China. Selain itu, banyak pohon kelapa yang sudah tidak produktif, sehingga hasil panennya menurun. Namun, faktor utama yang paling banyak disorot adalah maraknya ekspor yang mengurangi pasokan dalam negeri. Iwan, seorang pedagang kelapa parut di PD Pasar Jaya Grogol, mengungkapkan bahwa harga kelapa terus naik seiring dengan berkurangnya pasokan. 'Sudah tiga bulan ini pasokan berkurang, sementara harga dari bandar terus naik,' ujarnya sambil mengupas kelapa. Karena keterbatasan stok, harga kelapa pun melonjak. Jika sebelumnya satu butir kelapa dijual seharga Rp 10 ribu, kini naik menjadi Rp 12 ribu. 'Sebenarnya tidak enak menaikkan harga ke pelanggan, tetapi saya tidak punya pilihan lain. Meskipun harga naik, keuntungan saya malah berkurang karena harga dari pemasok juga sudah tinggi,' tambah Iwan
KELANGKAAN KEPALA HARGA EKSPOR PASAR TRADISIONAL
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
DPRD DKI Minta Operasi Pasar Elpiji 3 kg Atasi KelangkaanAnggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta segera menggelar operasi pasar untuk menstabilkan pasokan dan harga elpiji 3 kilogram (kg). Kenneth menduga kelangkaan disebabkan oleh penimbunan, pengoplosan, dan distribusi yang tidak tepat sasaran. Ia meminta Pemda Jakarta bekerja sama dengan Pertamina dan Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menggelar operasi pasar dan mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan panic buying.
Baca lebih lajut »
Kelangkaan LPG Subsidi di Jakarta Disebabkan Pengurangan KuotaKelangkaan LPG subsidi di Jakarta disebabkan oleh pengurangan kuota untuk tahun 2025. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan kenaikan kuota, namun tidak disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Baca lebih lajut »
Kelangkaan LPG 3 Kg: Warga Jakarta Barat Antre Panjang, Bahlil Tekankan Aturan Baru untuk Tepat SasaranAturan baru terkait pembelian gas melon yang hanya boleh dilakukan di pangkalan resmi Pertamina memicu kelangkaan LPG 3 kg di Jakarta Barat, warga terpaksa mengantre panjang. Bahlil Lahadalia menekankan kebijakan ini untuk memastikan penyaluran tepat sasaran, mengingat pemerintah mengalokasikan Rp87 triliun untuk subsidi LPG 3 kg.
Baca lebih lajut »
Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Jakarta Selatan: Warga Keliling Cari, Harga MelonjakKelangkaan gas LPG 3 kg di Jakarta Selatan memicu keresahan warga. Warga mengeluh kesulitan mendapatkan gas di pangkalan dan terpaksa membeli di agen resmi dengan harga lebih mahal. Stok gas di pangkalan cepat habis dan warga terpaksa antre panjang untuk mendapatkannya. Situasi ini juga menyebabkan kenaikan harga LPG di beberapa tempat, jauh di atas HET.
Baca lebih lajut »
Kelangkaan LPG 3 Kg di JakartaWarga di Jakarta mengeluhkan kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi. Kepala Disnakertransgi DKI Jakarta Hari Nugroho menyebutkan penyebabnya adalah berkurangnya kuota elpiji subsidi 2025 dan tingginya konsumsi masyarakat saat libur panjang.
Baca lebih lajut »
Pemprov DKI Klaim Tak Pernah Terjadi Kelangkaan LPG di JakartaJPNN.com : Pemprov DKI mengeklaim bahwa Jakarta tak pernah terjadi kelangkaan LPG. Simak selengkapnya
Baca lebih lajut »