Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes Tipe 1, Ini Penjelasannya

Indonesia Berita Berita

Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes Tipe 1, Ini Penjelasannya
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 soloposdotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 61 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 28%
  • Publisher: 51%

Meski ada banyak faktor pemicu, namun korelasi vitamin D dengan diabetes tipe 1 juga jadi perhatian khusus.

Namun, menurut Profesor Aman, ada juga beberapa kasus kondisi seluruh antibodi autoimunnya negatif. Ini menjadikan para pakar memikirkan tentang kemungkinan bahan kimia atauMeski ada banyak faktor pemicu, namun korelasi vitamin D dengantipe 1 juga jadi perhatian khusus. “Masih banyak sekali penelitian terhadap diabetes tipe 1 ini, tetapi yang jelas memang faktor virus ada, faktor autoimun ada dan faktor lain-lain. Akhirnya kami melihat juga faktor vitamin D,” tutur dia.

Studi di Finlandia di mana peneliti memberikan vitamin D pada ibu, remaja, wanita hamil dan bayi menunjukkan pemberian vitamin D dosis tertentu menurunkan kejadian diabetes. Vitamin D diketahui bisa menurunkan risiko kejadian autoimun dan hampir semua penyakit autoimun direkomendasikan diberikan vitamin D. Menurut Profesor Aman, salah satu mekanisme mencegah autoimun sekarang ini salah satunya dengan pemberian vitamin D yang optimal.

Karena ada korelasi antara vitamin D dan diabetes tipe 1, dianjurkan supaya memperbanyak asupan vitamin tersebut. “Salah satu yang dilakukan di Finlandia itu mereka bisa menurunkan angka diabetesnya. Kita harus memberikan vitamin D. Tetapi masalahnya di sini harus bayar. IDAI mengeluarkan rekomendasi diberikan vitamin D sejak lahir antara 400 hingga 600 IU,” tutur dia.

Dia berpendapat, dengan pola hidup sekarang ini asupan vitamin D pada orang-orang hampir tidak terpenuhi. Seharusnya, sambung dia, sebanyak 60 persen luas tubuh terkena paparan sinar matahari selama 30 menit sebanyak tiga hingga empat kali sepekan. “Dari makanan juga sulit terpenuhi karena vitamin D tidak hanya dari makanan, dia harus ada ekspos sinar matahari,” kata dia.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

soloposdotcom /  🏆 33. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Infeksi Virus hingga Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes AnakInfeksi Virus hingga Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes AnakInfeksi virus hingga defisiensi atau kekurangan vitamin D dapat memicu terjadinya diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak.
Baca lebih lajut »

Tanda-tanda Berikut Menunjukan Seseorang Kekurangan Asupan Vitamin B12Tanda-tanda Berikut Menunjukan Seseorang Kekurangan Asupan Vitamin B12Tanda tanda umum kekurangan vitamin B12 adalah mulai dari paresthesia hingga glossitis.
Baca lebih lajut »

Jadi Sekolah Unggulan, SDN 1 Gondang Sragen Kekurangan Ruang Kelas dan GuruJadi Sekolah Unggulan, SDN 1 Gondang Sragen Kekurangan Ruang Kelas dan GuruSalah satu sekolah Unggulan di Sragen, SDN 1 Gondang, kekurangan kelas dan guru. Siswa Kelas III yang berjumlah 38 anak terpaksa harus belajar dalam satu ruang karena keterbatasan lokal.
Baca lebih lajut »

Provinsi Mana dengan Angka Balita Kekurangan Gizi Terbanyak?Provinsi Mana dengan Angka Balita Kekurangan Gizi Terbanyak?Laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan menyebut bahwa angka stunting balita Indonesia pada 2022 adalah 21,6 persen, menurun dari 24,4 persen pada 2021. Angka stunting nasional mengalami penurunan konstan dalam enam survei yang dilakukan dalam 10 tahun terakhir. Di sisi lain, survei tersebut juga meneliti kondisi malnutrisi lainnya, seperti kekurusan (wasting), kekurangan berat badan (underweight), dan kelebihan berat badan (overweight). Stunting, wasting, dan underweight dikategorikan sebagai kekurangan gizi. Dari visualisasi peta di atas, tampak Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Sulawesi Barat menjadi provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi, yang ditandai dengan warna merah menyala pada wilayah masing-masing. Lima provinsi itu mencatatkan angka stunting pada balita di atas 30 persen. Bahkan Aceh dan Nusa Tenggara Timur juga merupakan salah dua provinsi dengan angka wasting dan underweight tertinggi di Indonesia, meski angkanya tidak setinggi prevalensi stunting. Ini menandakan tingkat kekurangan gizi di dua provinsi itu relatif tinggi dibanding daerah-daerah lainnya. Di sisi lain, Bali menjadi provinsi dengan tingkat kekurangan gizi terendah di Indonesia. Angka stunting, wasting, dan underweight di provinsi tersebut berada di bawah 10 persen. Meski angka balita kelebihan berat badan di pulau itu juga di bawah 10 persen, tetapi Bali tercatat sebagai salah satu dari lima provinsi dengan prevalensi balita overweight tertinggi se-Indonesia. Untuk menentukan kondisi malnutrisi pada balita, ada dua indikator yang dipakai, yakni umur serta tinggi badan. Penentuan stunting dan underweight didasari pada tinggi badan dan berat badan yang tidak ideal sesuai dengan standar umur balita. Sedangkan wasting dan overweight merupakan berat badan yang kurang atau berlebih dari standar ideal sesuai tinggi badan balita. Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting nasional dapat terus menurun hingga mencapai
Baca lebih lajut »

Akademisi: Aceh masih kekurangan dokter umum dan spesialisAkademisi: Aceh masih kekurangan dokter umum dan spesialisAkademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh  Dr dr Safrizal Rahman M Kes SpOT menyatakan Aceh masih kekurangan ...
Baca lebih lajut »

Kuras Sumur Kekurangan Oksigen, Pekerja PingsanKuras Sumur Kekurangan Oksigen, Pekerja PingsanSeorang pekerja bangunan yang sedang menguras sumur Jalan Pattimura Gang 6 RT 3 RW 7, Dusun Glonggong, Kelurahan Temas tiba-tiba pingsan. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.30 itu diduga disebabkan lantaran kekurangan oksigen.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-25 16:39:51