Kekerasan Seksual Di Era Digital: Penjara Digital dan Distorsi Realitas

Sosial Berita

Kekerasan Seksual Di Era Digital: Penjara Digital dan Distorsi Realitas
KEKERASAN SEKSUALERA DIGITALMEDIA SOSIAL
  • 📰 kompascom
  • ⏱ Reading Time:
  • 32 sec. here
  • 7 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 33%
  • Publisher: 68%

Berita ini membahas tentang dampak kekerasan seksual di era digital, khususnya bagaimana media sosial memperparah penderitaan korban. Tulisan ini memaparkan konsep 'penjara digital' dan 'distorsi realitas' yang terjadi akibat algoritma media sosial.

Seorang dosen di IAIN Pontianak, yang minat dengan studi interdisipliner terutama dalam kajian sosial keagamaan dan pendidikan karakter.Kriteria : akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3.

Media sosial yang awalnya dirancang untuk mempererat hubungan kini telah berkembang menjadi ruang publik yang masif.Konten seperti video, foto, atau cerita kekerasan seksual dengan mudah menyebar luas, menjadikan tragedi ini lebih dari sekadar peristiwa nyata—ia berubah menjadi"konten" yang dikonsumsi masyarakat secara masif., sekali terukir, hampir mustahil dihapuskan. Korban kekerasan seksual harus menghadapi realitas pahit bahwa penderitaan mereka terus hidup di dunia maya.

Dalam dunia maya, pengawasan tidak dilakukan oleh manusia, tetapi oleh sistem algoritmik yang bekerja tanpa henti.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

kompascom /  🏆 9. in İD

KEKERASAN SEKSUAL ERA DIGITAL MEDIA SOSIAL ALGORITMA DISTORSIREALITAS

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Kekerasan di Sekolah hingga Pesantren 2024, JPPI: Terbanyak Kekerasan SeksualKekerasan di Sekolah hingga Pesantren 2024, JPPI: Terbanyak Kekerasan SeksualMayoritas kasus kekerasan di sekolah, madrasah, hingga pesantren pada 2024 merupakan kasus kekerasan seksual. Begini temuannya.
Baca lebih lajut »

Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia Melonjak 42 Persen di Tahun 2024Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia Melonjak 42 Persen di Tahun 2024Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan peningkatan dramatis kasus kekerasan seksual di Indonesia pada tahun 2024. Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyatakan bahwa 42 persen kasus kekerasan yang dilaporkan terkait kekerasan seksual. Ubaid mengingatkan bahwa bullying dan kekerasan seksual merupakan isu serius dalam dunia pendidikan yang perlu diatasi.
Baca lebih lajut »

Dosen di Mataram Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Korbannya Lebih dari 10 OrangDosen di Mataram Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Korbannya Lebih dari 10 OrangPuluhan orang dari berbagai desa di Lombok Barat melaporkan seorang dosen di Mataram karena diduga melakukan kekerasan seksual.
Baca lebih lajut »

Sepanjang 2024 Lembaga Pendidikan Dihantui Kekerasan Seksual dan PerundunganSepanjang 2024 Lembaga Pendidikan Dihantui Kekerasan Seksual dan PerundunganDari 573 kasus yang diterima JPPI 42 di antaranya adalah laporan kekerasan tentang kekerasan seksual Selain itu adalah kekerasan bullying atau perundungan
Baca lebih lajut »

Budaya Patriarki Jadi Faktor Utama Kekerasan Seksual di Sektor PendidikanBudaya Patriarki Jadi Faktor Utama Kekerasan Seksual di Sektor PendidikanHasil riset JPPI sepanjang 2024 menunjukkan 42 persen laporan kekerasan seksual masuk dalam kanal aduan. Ubaid Matraji menilai budaya patriarki menganggap perempuan sebagai kaum yang tak berdaya dan takut melapor.
Baca lebih lajut »

Mantan Istri Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual dari Suami di DPRMantan Istri Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual dari Suami di DPRAP, mantan istri YS, membantah tuduhan kekerasan seksual yang diungkapkan oleh suaminya di Komisi III DPR RI. AP menyebut semua tuduhan itu adalah kebohongan. Ia menjelaskan bahwa kasus bermula saat ia dituduh berselingkuh dan disekap oleh YS bersama D. AP akhirnya mampu mengungkap fakta sebenarnya kepada polisi dan mencabut laporan yang dibuat pada tahun 2017.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-15 10:22:28