Dilansir dari BBC, ia terjerat oleh penipuan yang memanipulasi setiap gerakannya dan menguras seluruh tabungannya dan keluarganya.
Selama seminggu belakangan di bulan Agustus, Ruchika Tandon, seorang ahli saraf berusia 44 tahun di salah satu rumah sakit terkemuka di India , terjerat dalam penyelidikan yang disebut kejahatan federal berisiko tinggi.
Tidak hanya dia, menurut data resmi, warga India kehilangan lebih dari 1,2 juta rupee akibat tipuan 'penangkapan digital' antara Januari dan April tahun ini. Namun, penipuan 'penangkapan digital' ini tampak sangat rumit dan menyeramkan, direncanakan dengan cermat, tanpa henti, dan mengganggu setiap aspek kehidupan korban. Terkadang penipu mengungkap diri mereka selama panggilan video, sementara di waktu lain mereka tetap tersembunyi, hanya mengandalkan audio.
'Saya marah dan frustrasi. Saya terus mengatakan bahwa ini tidak mungkin benar,' ujar Dr.Tandon mengenang. Selama enam hari berikutnya, tiga pria dan seorang wanita, yang menyamar sebagai polisi dan seorang hakim, terus mengawasinya melalui Skype, sementara kamera telepon genggamnya terus menyala tanpa henti.
Di pengadilan palsu itu, ia diperintahkan untuk mengenakan pakaian putih untuk 'menunjukkan rasa hormat kepada hakim'. Para penelepon telah mematikan video mereka, hanya menyisakan nama palsu dan lencana yang tampak asli yang ditampilkan di layar kosong. Namun, dia kehilangan segalanya. Para penelepon memutuskan sambungan telepon setelah transfer selesai.
Di kantor polisi lain, 'Saat mereka mendengar kasus saya, mereka mulai tertawa,' Dr.Tandon kembali mengenang. 'Ini sudah sangat umum sekarang,' kata seorang polisi. Mukhopadhyay menyelinap dari ruang kerjanya, tempat para penipu mengawasinya di desktop-nya, dan berbicara sebentar dengan istrinya. Teman-temannya, yang waspada dengan pesannya, segera meminta istrinya untuk memutus sambungan modemnya, membebaskannya dari cengkeraman mereka.
Dia baru menerima 1,2 juta dari 25 juta rupee uanghasil jarahannya sejauh ini, itu adalah uang tunai yang berhasil dikembalikan. Petugas investigasi Deepak Kumar Singh mengatakan para penipu menjalankan operasi yang rumit. Para penipu itu tahu bahwa Mukhopadhyay adalah seorang jurnalis dan penulis, penulis biografi Perdana Menteri Modi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hati-hati Penipuan Bermodus Undangan Pernikahan Digital, Ini 4 Tips MengantisipasinyaKasus penipuan online dengan beragam modus operandi terus bermunculan. Salah satunya penipuan bermodus undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp. Simak tips mengantisipasinya.
Baca lebih lajut »
Pakar UI jelaskan social engineering untuk modus penipuan digitalPakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menjelaskan terkait maraknya social engineering sebagai salah satu modus penipuan ...
Baca lebih lajut »
BRI Berbagi Tips agar Nasabah Bisa Terhindar dari Penipuan DigitalModus penipuan digital di perbankan, seperti tagihan pajak palsu, meningkat. BRI imbau nasabah waspada dan tingkatkan keamanan data serta dana.
Baca lebih lajut »
Waspada penipuan aktivasi Identitas Kependudukan DigitalDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), meminta masyarakat untuk waspada terhadap penipuan ...
Baca lebih lajut »
Awas Social Engineering Marak Sebagai Modus Penipuan DigitalSocial engineering merupakan teknik manipulasi psikologis yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi sensitif
Baca lebih lajut »
Phishing, Pretexting, hingga Baiting: Ragam Modus Social Engineering yang MengintaiMaraknya social engineering sebagai salah satu modus penipuan yang perlu dicegah di ranah digital.
Baca lebih lajut »